TALI PUSAT MENUMBUNG
A. Pengertian
Menurut
Prof. Dr. Roestam Mochtar, MPH, 1998. Tali pusat menumbung adalah bila teraba
tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah pecah.
B. Klasifikasi Tali Pusat Menumbung
Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat
menumbung, ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu dari 3 kedudukan,
yaitu :
1. Tali
pusat menumbung di PAP, terletak di samping bagian terbawah janin di PAP
2. Tali pusat menumbung
ke dalam vagina, turun ke vagina
3. Tali pusat menumbung
melalui introitus dan keluar dari vagina
C. Etiologi Tali Pusat Menumbung
Menurut Harry Oxorn, 1996
1. Etiologi Fetal
a.
Presentasi
abnormal
Sebagian
besar dari tali pusat menumbung terjadi pada presentasi kepala namun bisa juga
karena letak lintang dan letak sungsang/presentasi bokong, terutama bokong
kaki.
b.
Prematuritas
Seringnya
kedudukan abnormal pada persalinan premature, yang salah satunya disebabkan
karena bayi yang kecil tidak tahan terhadap trauma dan anoksia.
c. Kehamilan ganda
Faktor-faktor
yang mempengaruhi meliputi gangguan adaptasi, frekuensi presentasi abnormal
yang lebih besar, insidensi hydramnion yang tinggi dan pecahnya ketuban anak
kedua.
d. Hydramnion
Ketika
ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyut ke
bawah.
2. Etiologi Maternal
a.
Disproporsi
kepala panggul
Disproporsi
antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak dapat turun dan pecahnya
ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
b. Bagian
terendah yang tinggi
Tertundanya
penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi meskipun panggul normal,
terutama pada multipara.
3. Etiologi Dari Tali pusat dan
Plasenta
a. Tali pusat yang panjang
Semakin
panjang tali pusat maka semakin mudah menumbung
b. Plasenta
letak rendah
Jika
plasenta dekat serviks maka ia akan menghalangi penurunan bagian terendah. Di
samping itu insersi tali pusat lebih dekat serviks.
D. Diagnosis Tali Pusat
Menumbung Menurut Harry Oxon, 1996
Diagnosa tali pusat menumbung dibuat dengan 2 cara :
1. Melihat tali pusat di luar vulva
2. Meraba
tali pusat pada pemeriksaan vaginal (periksa dalam)
Pemeriksaan
vaginal harus dilakukan :
a. Bila
terjadi gawat janin yang tidak diketahui sebabnya dan trauma jika bagian
terbawah belum turun.
b. Bila ketuban pecah dengan bagian terendah yang
masih tinggi.
c. Bila semua kasus malpresentasi pada waktu
ketuban pecah
d. Bila bayinya jelas prematur
e. Pada kasus-kasus kembar
E. Prognosis Tali Pusat
Menumbung Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat
menumbung tidak membahayakan si ibu dan tidak menyulitkan dalam persalinan,
namun mengancam bagi janin. Harapan untuk bayi tergantung pada derajat dan lamanya
kompresi tali pusat dan interval antara diagnosis dan kelahiran bayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nasib janin :
- Semakin baik keadaan janin pada
waktu diagnosis dibuat, semakin besar harapan hidupnya. Tali pusat yang
berdenyut keras menurunkan gejala yang baik dan sebaliknya tali pusat yang
berdenyut lemah berarti tidak baik.
- Semakin
cepat bayi dilahirkan setelah tali pusat turun ke bawah, semakin baik
hasilnya. Penurunan lebih dari 30 menit memperbesar kematian janin 4 x.
- Janin
yang lebih tua umur kehamilannya lebih besar pula kemampuannya bertahan
terhadap proses-proses traumatic.
- Semakin
kurang trauma pada kelahiran bayi, semakin baik prognosis untuk ibu dan
anak.
- Pembukaan
serviks mungkin merupakan faktor yang terpenting. Jika pembukaan sudah
lengkap pada waktu diagnosis dibuat maka akan banyak bayi yang dapat
diselamatkan. Semakin kecil pembukaan prognosisnya semakin jelek.
Perkecualian untuk ini adalah jika dapat dilakukan section caesarea dengan
segera, dalam hal mana prognosisnya sama baik atau lebih baik pada
pembukaan serviks yang masih kecil.
- Kematian janin bertambah dengan
semakin panjangnya interval antara pecahnya ketuban dan kelahiran bayi.
F. Penanganan Tali
Pusat Menumbang Menurut Harry Oxorn, 1996
Tali pusat
menumbung dibiarkan dan persalinan diteruskan pada keadaan-keadaan sebagai
berikut :
1. Bila janin sudah meninggal
2. Bila
janin diketahui abnormal
3. Bila
janin masih sangat premature sehingga tidak ada harapan untuk dapat hidup
Usaha-usaha
untuk mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki keadaan janin adalah
sebagai berikut :
1.
Penolong
memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan mendorong bagian terendah ke atas
menjauhi tali pusat. Pada waktu yang bersamaan dilakukan persiapan untuk
menolong persalinan.
2. Pasien diletakkan dalam sikap
lutut-dada (knee chost) atau trendelenburg dengan pinggul diatas dan kepala di
bawah.
3. Diberikan oksigen dengan masker
kepada ibu
4. Denyut jantung janin sering
diperiksa dengan teliti
5. Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk
menentukan presentasi, pembukaan serviks, turunnya bagian terendah dan keadaan
tali pusat.
Jika
pembukaan sudah lengkap dilakukan usaha-usaha untuk berbagai presentasi sebagai
berikut :
1. Presentasi
kepala, kepala rendah di dalam panggul : ekstraksi dengan forceps
2. Presentasi
kepala, kepala tinggi : Versi ekstraksi cara ini mengandung bahaya terjadinya
rupture uteri tetapi oleh karena ini merupakan usaha dalam keadaan putus asa
untuk menyelamatkan anak maka resiko tersebut harus diambil
3. Presentasi bokong. Kedua kaki diturunkan dan
bayi dilahirkan sebagai presentasi bokong kaki secepat mungkin.
4. Letak
lintang. Versi dalam menjadi presentasi kaki dan segera dilakukan ekstraksi.
Jika
pembukaan belum lengkap, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
1.
Sectio
caesaria, merupakan pilihan selama bayinya cukup bulan dan dalam keadaan baik.
Nasib bayi pada section caesaria jauh lebih baik dibanding kelahiran dengan
cara lain. Bahaya untuk ibu juga sangat kurang dibanding dengan melahirkan bayi
secara paksa pada pembukaan yang belum lengkap. Sementara dilakukan persiapan
operasi diadakan usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat seperti
tersebut diatas.
2. Reposisi tali pusat dapat dicoba
jika tidak dapat dikerjakan section caesarea. Tali pusat dibawah ke atas
kedalam uterus, sedangkan bagian terendah janin di dorong ke bawah masuk
panggul kemudian di tahan kadang-kadang reposisi tali pusat berhasil tetapi
umumnya kita kehilangan banyak waktu yang berharga pada waktu melakukan.
3. Jika usaha ini tidak berhasil,
pasien di pertahankan dalam posisi trendelenburg dengan harapan tali pusat
tidak tertekan sehingga bayi tetap dapat hidup sampai pembukaan menjadi cukup
lebar untuk memungkinkan lahirnya bayi.
4. Dilatasi serviks secara manual,
insisi serviks dan cara-cara lain untuk memaksakan pembukaan serviks tidak akan
pernah diterima. Keberhasilannya kecil sedangkan resiko untuk ibu besar.
I. PENGUMPULAN
DATA DASAR
A. Identitas
Nama
istri : Ny. Ika Cahyani
Nama Suami : Tn. Ari Wirawan
Umur
: 23 tahun
Umur
: 25 tahun
Agama
:
Islam
Agama : Islam
Suku
: Padang
Suku
: Padang
Pendidikan
: SMA
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Jl. PANTE RAYA Alamat
: Jl. PANTE RAYA
B. Anamnese
1. Keluhan utama waktu masuk
G1P0A0
umur kehamilan 40 minggu, mules sejak pukul10.00 WIB, tanggal 5 JANUARA 2012 ,
nyeri perut dan mules hilang timbul, semakin sering ibu rasakan sejak pukul 11.00
WIB, ibu merasa tidak nyaman, dan ada pengeluaran darah lendir pervaginam
sedikit.
2. Keluhan sejak kunjungan terakhir
Ibu mengatakan merasa cepat lelah dan cemas menghadapi
persalinnya
3. Tanda-tanda persalinan
a. His
: Ada, sejak tanggal 5 November 2007, Pukul
17.00 WIB
b. Frekuensi
: 2 x/10 menit
c. Lamanya
:
20 detik, kekuatan sedang
d. Lokasi ketidak
nyamanan : Abdomen
4. Pengeluaran pervaginam
a. Darah lendir : Ada, jumlah sedikit
b. Air ketuban : Negatif
c. Darah
: Tidak
ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 29 Januari 2007
b. Siklus : 28
hari
c. ANC : 2
x, tidak teratur
6. Pergerakan
janin dalam 24 jam terakhir
20 x dalam 24 jam
7. Makan dan minum terakhir
Ibu
mengatakan terakhir makan pukul 14.00 WIB, minum terakhir 1 jam yang lalu
8. Buang air besar terakhir
Ibu BAB terakhir 8 jam yang lalu
9. Buang air kecil terakhir
Ibu BAK terakhir 30 menit yang lalu
10. Tidur
Ibu mengatakan tidur 3 jam sejak
pukul 20.30 – 23.30 WIB
11. Psikologi
Ibu mengatakan merasa cemas
menghadapi persalinannya
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran
:
Composmentis
2. Status emosional : Cemas dan ibu tampak
gelisah
3. Tanda-tanda vital
a TD
: 120/70 mmHg
b. Nadi
: 80 x/mnt
c. Pernapasan
: 20 x/mnt
d. Suhu
: 36,50C
4. Muka
a. Rambut
Rambut bersih, tidak rontok dan tidak
berketombe
b. Mata
Tidak
ada oedema, conjungtiva tidak pucat, sclera an ikterik
c. Hidung
Bersih, tidak ada polip, simetris
d. Telinga
Bersih, simetris, tidak ada serumen
5. Leher
Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis maupun kelenjar getah bening
6. Payudara
Simetris
kanan kiri, putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar sedikit.
7. Punggung
Punggung ibu lordosis, ibu merasa
nyeri pada daerah pinggang.
8. Ekstermitas
Tidak ada varices tungkai, tidak ada
oedema di pretibia, reflek patella (+)
9. Abdomen
a. Bekas luka
: Tidak ada
Oedema
: Tidak ada oedema
Pembesaran
perut : Sesuai dengan umur kehamilan
b. Tinggi fundus uteri :
35 cm
Tafsiran berat jani :
TBJ = (35-12) x 155 = 3565 gram
c. Palpasi
1) Leopold I
: Teraba bagian yang bulat,
lebar dan tidak melenting (bokong)
2) Leopold II : Pada
abdomen ibu bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin, pada abdomen ibu
bagian kanan teraba datar(PUKA
3) Leopold III : Teraba
bagian keras, bulat dan melenting (kepala)
4) Leopold IV : Bagian
terendah janin sudah masuk PAP (divergent)
d. Palpasi Supra publik
kandung k` uyt6542` Kemih Kandung kemih
kosong
e.
Denyut jantung janin : 110 x/menit, teratur
Puncum maximu : 2
jari diatas pusat perut ibu bagian kanan
10. Genetalia
a.
Inspeksi
1)
Vulva dan vagina : Tidak ada varices, luka, peradangan dan nyeri
2)
Pengeluaran :
Ada, pengeluaran lendir bercampur darah
3)
Air ketuban :
Utuh
4)
Perineum
: Kaku
b. Pemeriksaan dalam pada
pukul 03.30 WIB
1)
Serviks
: Fase laten, pembukaan 3 cm pukul 03.30 WIB
2)
Arah
: Antefleksi
3)
Selaput
: Teraba selaput ketuban karena ketuban belum pecah
4)
Konsistensi :
Lunak
5)
Bagian terendah : Presentasi kepala
KALA
I
II. IDENTITAS MASALAH,
DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa
Ibu G1P0A0,
hamil 40 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin dengan presentasi kepala,
inpartu kala I fase laten dengan tali pusat menumbung.
Dasar :
a. HPHT : 29 Januari 2007
b. Pembukaan
serviks 3 cm pukul 03.30 WIB
c. DJJ (+) 100 x/mnt
d. Puncum
anak : 2 jari diatas pusat perut ibu
bagian kanan
e. TFU : 35 cm
f. TBJ : (35 –
12) x 155 = 3565 gram
g. Leopold I :
Teraba bagian bawah, bulat, melenting (kepala)
Leopold II : PUKA
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat, melenting
(kepala)
Leopold IV : Divergent
h. Periksa dalam teraba : Os.
Sacrum dan anus, penurunan kepala Hodge III
2. Masalah
a. Gangguan
psikologi (Ibu merasa cemas dan takut menghadapi persalinan)
b. Gangguan
rasa nyaman berupa nyeri
Dasar : 1) Ibu terlihat cemas dan gelisah
2)
Ibu mengatakan nyeri pada bagian pinggang
3. Kebutuhan
a. Memperbaiki
keadaan umum ibu
b. Pengawasan
kala I, meliputi
1)
Pembukaan serviks
2)
Penurunan kepala
3)
Frekuensi his tiap 10 menit
4)
Lamanya kontraksi
5)
Kekuatan his
6)
Memantau denyut jantung janin
7)
Memantau nadi ibu
c. Mencegah terjadinya asfeksia pada janin
d. Mempercepat proses persalinan yang aman dengan
section caesarea agar tidak terjadi partus lama dan bayi asfeksia
e. Menenangkan hati ibu agar tidak cemas
Dasar :
1) Adanya tali pusat menumbung dikhawatirkan gawat janin
2)
Ibu merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinan
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL ATAU DIAGNOSA LAIN
Jika tidak
segera ditangani, potensial akan gawat janin dan jika dilakukan forceps akan
dikhawatirkan cepal haematom
IV. EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA UNTUK KOLABORASI
Bila masalah tidak teratasi segera dirujuk
V. RENCANA MANAJEMAN
1. Ibu G1P0A0 hamil 40 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala dengan tali pusat menumbung dari
hasil periksa dalam
a. Menjelaskan
pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam persalinan dikarenakan adanya
tali pusat menumbung sehingga harus dilakukan section caesareia.
b. Libatkan keluarga dalam
persiapan menghadapi operasi caesar
c. Evaluasi
apakah ibu mengerti tentang kondisi saat ini karena adanya penyulit dalam
persalinan.
d. Observasi keadaan ibu
e. Siapkan surat rujukan untuk keperluan operasi
caesar di RS.
2. Lakukan pengawasan kala I
a. Menjelaskan pada ibu tentang DJJ dan kontraksi
uterus
b. Obseravasi keadaan janin dan ibu, meliputi :
1) DJJ (Denyut Jantung Janin)
2) Pembukaan serviks
3) Penurunan kepala
4) Frekuensi his setiap 10 menit
5) Lamanya kontraksi
6) Kekuatan his
7) Nadi ibu
8) Tekanan darah
9) Suhu
10) Pernapasan
3. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
a. Menjelaskan pada keluarga untuk memberi
dukungan psikologi
b. Anjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman
(miring)
c. Libatkan keluarga dalam kebutuhan rasa nyaman
pada ibu
d. Evaluasi apakah ibu dan keluarga mengerti
tentang kebutuhan rasa nyaman.
e. Observasi apakah ibu masih belum tercukupi
kebutuhan rasa nyaman
4.
Menganjurkan
ibu untuk berpuasa karena akan dilakukan operasi Caesar
5. Pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit sebagai stabilator, contoh cairan Ringer laktat
6. Ibu dirujuk ke rumah sakit
VI. IMPLEMTENTASI
1.
Menjelaskan
kondisi ibu saat ini bahwa ibu mengalami penyulit dalam persalinan dikarenakan
adanya tali pusat menumbung.
2. Mengobservasi keadaan umum ibu :
Pemeriksaan tanda-tanda vital :
a. TD
: 110/70 mmHg
b. Pols
: 20 x/mnt
c. RR
: 80 x/mnt
d. Suhu
: 370C
3. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
a. Menjelaskan pada keluarga untuk memberi
dukungan psikologi karena ibu akan dioperasi Caesar
b. Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang
nyaman
4.
Menganjurkan
ibu untuk berpuasa karena akan dilakukan operasi Caesar
5. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya
saat ini memerlukan tindakan segera karena dapat berbahaya untuk janin dan
ibunya dengan adanya tali pusat menumbung, sehingga ibu perlu menyiapkan mental
dan fisik dalam menghadapi persalinan dengan section caesaria :
a. Memasang infuse untuk persalinan operasi dan
mengganti cairan
b. Mengobservasi keadaan janin dan ibu
c. Memotifasi keluarga untuk mempersiapkan donor
darah
d. Menyiapkan rujukan ke RS yang sesuai dengan
permintaan keluarga untuk dilakukan tindakan section caesaria
VII. EVALUASI
1. Ibu
mengerti tentang kondisi ibu saat ini
a. Keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital :
TD :
110/70 mmHg
Pols : 20 x/mnt
RR :
80 x/mnt
Suhu : 370C
c. Ibu
bersedia menjalani operasi section caesaria demi keselamatan ibu dan janin.
d. Keluarga
mau membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan operasi Caesar
2. Ibu mengerti tentang pemenuhan rasa nyaman
a. Ibu mengatakan dengan posisi miring, ibu
merasa lebih nyaman
b. Keluarga memberikan dukungan / support pada ibu
3 Ibu mengatakan bersedia menjalani persalinan
dengan section caesaria
a. Ibu mengatakan mau berpuasa
b. Ibu telah menyiapkan fisik dan mental untuk
menjalani section caesaria
c. Keluarga telah mempersiapkan donor darah
d. Keluarga mau membantu dan mendampingi ibu dalam
menghadapi persalinan dengan section caesaria
e. Ibu bersedia dirujuk ke RS
VIII.
PENGKAJIAN HIS DAN DJJ
Tgl dan jam
|
Pem. serviks
|
Frekuensi his
|
Lama
|
Kekuatan
|
Nadi
|
Suhu
|
RR
|
TD
|
DJJ
|
Penurunan
|
perkemihan
|
05
Nov’07
03.30
04.00
04.30
05.00
05.30
06.00
06.30
07.00
07.30
|
3
cm
7
cm
|
2
x dlm 10
2
x dlm 10
2
x dlm 10
2
x dlm 10
3
x dlm 10
3
x dlm 10
3
x dlm 10
3
x dlm 10
4
x dlm 10
|
20
dtk
20
dtk
20
dtk
20
dtk
25
dtk
25
dtk
25
dtk
25
dtk
25
dtk
|
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang`
|
80
80
82
85
84
83
92
85
88
|
36,8
37
|
110/70
110/70
|
110x/mnt
110x/mnt
120x/mnt
110x/mnt
120x/mnt
120x/mnt
120x/mnt
120x/mnt
110x/mnt
|
4/5
3/5
|
100
|
KALA II
S
: a. Ibu mengatakan rasa sakit semakin
sering
b. Ibu mengatakan merasa cemas karena operasi Caesar
O
: a. Sebelum dioperasi terlihat pengeluaran blood slym
b. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/70 mmHg
2) RR : 20 x/mnt
3) Pols : 80 x/mnt
4) Suhu : 370C
c. Ibu tidak sadarkan diri karena diberi anastesi
A
: Ibu G1P0A0, hamil 40 minggu dengan section
caesarea
1. Masalah
a. Tali pusat menutupi jalan lahir
b. Gangguan psikologis (cemas menghadapi operasi caesar)
Dasar :
a. Pada saat periksa dalam teraba tali pusat
b. Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi operasi caesar
2. Kebutuhan
a. Dukungan
emosional ibu agar ibu tentang menghadapi section caesaria
b.
Dukungan/support dari keluarga
c.
Mempercepat proses persalinan
P
: 1. Pemberian anastesi oleh dokter
2. Mengawasi keadaan umum ibu dengan mencatat
a. Hb (Hemoglobin)
b. Ht (Hematokrit)
b. Perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan
3.Segera mengeringkan dan menghangatkan bayi setelah bayi lahir seluruhnya
4. Bantu dokter dengan peninggian verteks bila diperlukan
5. Pantau respons jantung janin
6. Penanganan asfeksia segera dengan resusitasi
Langkah-langkah resusitasi :
a. Jaga bayi tetap hangat
1) Letakkan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat perineum.
2) Selimut bayi dengan kain, potong tali pusat
3) Pindahkan bayi ke atas kain tempat resusitasi
b. Atur posisi bayi
1) Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong
2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
c. Isap lendir
1) Isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung
2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan)
3) Bila menggunakan pengisap lendir de lee, jangan memasukkan ujung pengisap
terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam
hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas
bayi.
d. Keringkan dan rangsang bayi
1)
Keringkan
bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan.
2)
Lakukan
rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak kaki dan menggosong
punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan.
e. Atur kembalil posisi kepala dan selimut bayi
1) Ganti kain yang telah basah dengan
kain bersih dan kering
2) Selimuti bayi dengn kain tersebut,
jangan tutupi bagian muka dan dada agar
pemantauan pernafasan bayi dapat di teruskan
3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi
(sedikit ekstensi
f. Lakukan penilaian bayi
Lakukan penilaian apakah bayi
bernafas normal, megap-megap atau tidak bernapas
7. Bayi lahir pukul 12.00 WIB
8. Jenis kelamin
: perempuan
9. Berat badan bayi
:
2800 gr
10. Panjang badan
: 48 cm
KALA
III
S
: Ibu mengatakan merasa cemas karena operasi section caesaria
O
: 1. Keadaan umum ibu lemah
2. Ibu tidak sadarkan diri
3. TD
: 110/70 mmHg
4. RR
: 20 x/mnt
5. POls
: 80 x/mnt
6. Suhu
: 370C
7. Kandung kemih : kosong
8. TFU
:
Sepusat
9. Kontraksi uterus : Baik
A
: G1P0A0, partu kala III
P
: 1. Plasenta lahir lengkap pukul 13.15 WIB
2. Berat
: 500
3. Diameter
: 15 cm
4. Insersi tali pusat : Marginalis
5. Kelainan
: Tidak ada
6. Laserasi jalan lahir : Pada abdomen
7. Panjang tali pusat : 45 cm
8. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu
9. Heating abdomen
KALA
IV
S
: 1. Ibu mengatakan merasa pusing
2. Ibu mengatakan merasa mual
3. Ibu mengeluh badannya panas
4. Ibu mengeluh nyeri pada bagian perut
O
: 1. Ibu sadar pukul 14.30 WIB
2. Ibu sudah sadar namun terlihat lemah
3. Pengeluaran darah dari vagina, jumlah dan baunya normal
4. Terdapat luka heating pada abdomen
5. Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu
a. TD :
110/70 mmHg
b. Pols : 85 x/mnt
c. RR : 23 x/mnt
d. Suhu : 39,50C
A
: G1P0A0, kala IV
1. Masalah
Nyeri pada abdomen
Dasar : Efek dari anastesi habis
2. Kebutuhan
a. Mengurangi rasa nyeri dengan pemberian analgesik
b. Membatasi aktivitas ibu
P
: 1. Pantau keadaan umum ibu dengan TTV
a. TD : 110/70
mmHg
b. Pols : 85 x/mnt
c. RR : 23 x/mnt
d. Suhu : 39,50C
2. Observasi hilangnya darah karena operasi
3. Pemenuhan cairan dan nutrisi
4. Personal hygiene
5. Evaluasi ulang tanda-tanda vital dan
konraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1
jam kedua.
a.
13.20 : TD 120/70, nadi 80, suhu,
37,20C, tinggi fundus 3 jari dibawah pusat, tonus uterus baik
(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih dalam batas normal
b.
13.35 : TD 120/70, nadi 76,
tinggi fundus 3 jari dibawah pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih
kosong, jumlah darah pervaginam masih dalam batas normal.
c.
13.50 : TD 110/70, nadi 76,
tinggi fundus 3 jari dibawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih kosong,
jumlah darah pervaginam masih dalam batas normal.
d.
14.05 : TD 110/70, nadi
76, tinggi fundus 3 jari dibawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih
kosong, jumlah darah pervaginam masih batas normal.
e.
14.35 : TD 110/70, nadi 80,
suhu 370C, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, tonus uterus baik,
pengeluaran urine 250 cc, sedikit perdarahan pervaginam.
f.
15.05 : TD 110/70, nadi 80,
tinggi fundus dua jari di bawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih kosong,
sedikit perdarahan pervaginam.
6. Perawatan post section caesaria :
Perawatan luka heating abdomen ibu
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar
Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC ; Jakarta
Prawirohardjo,
Sarwono, 2005, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP
: Jakarta
Oxorn
Harry, 1996, Patologi dan Fisiologi Persalinan, YEM : Jakarta
No comments:
Post a Comment