BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Remaja adalah
suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Remaja juga merupakan masa perubahan
emosi. Perubahan emosi inilah sering membawa anak-anak untuk berbuat kejahatan.
Remaja selalu melakukan hal-hal yang tidak baik karena rasa penasaran yang ada
didalam dirinya,misalnya tawuran,balap liar,bolos sekolah,pencabulan dan
merokok.Sedangkan kita tahu sendiri bahwa remaja seharusnya mendapatkan
pendidikan yang layak. Namun sekarang ini sekolah bukanlah sebagai tempat untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan,tetapi sebagai ajang untuk bergaya,menunjukkan
kebolehan dan lain-lain.Aksi kejahatan yang dilakukan oleh remaja karena rasa
penasaran dan emosi yang belum stabil ini dapat membuat kecanduan untuk berbuat
lagi.Bukan hal yang aneh jika seseorang yang hobi melakukan tindakan kejahatan
tersebut pastinya minat belajarnya menurun.
Individu yang
masih disebut sebagai pelajar seharusnya
mengikuti peraturan-peraturan yang ada disekolahnya. Karena kalau tidak
dipatuhi pastinya akan mendapatkan sanksi. Adapun beberapa jenis emosi itu
sendiri,yaitu takut,khawatir,cemburu,gembira dan marah. Setiap individu pasti
mengenali ekspresi dari jenis-jenis emosi tersebut.Emosi seseorang yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan pemikiran dan tanggapan yang tidak baik bagi orang
lain.
Banyak orang
beranggapan bahwa untuk meningkatkan minat yang tinggi dalam belajar seseorang
harus memiliki Inteligent Quotient (IQ) yang tinggi pula,karena merupakan bekal
yang dapat memudahkan dalam belajar dan menghasilkan prestasi belajar yang baik
pula. Kenyataanya Emotional Quotient (EQ) juga berperan aktif dalam
meningkatkan minat belajar siswa. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi,mengontrol desakan hati serta
kemampuan bekerja sama. Keseimbangan IQ dan EQ merupakan kunci meningkatkan
minat sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa disekolah. Remaja seharusnya mempunyai motivasi yang
kuat dalam belajar agar mereka menyerap informasi yang diberikan. Individu yang
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar akan menggunakan proses kognitif
yang tinggi dalam mempelajari materi tersebut,sehingga siswa tersebut menyerap
materi tersebut dengan baik.Minat belajar merupakan hal yang utama yang harus
dimiliki oleh individu untuk menentukan hasil belajarnya. Minat belajar siswa
berasal dari kecenderungan jiwa yang terarah terhadap suatu obyek yang dianggap
efektif (perasaan emosional). Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Minat
belajar siswa dapat juga dihasilkan dengan selalu memberi pujian dan reward
(hadiah) agar anak tersebut dapat menumbuhkan minat belajarnya lagi. Dengan
diadakannya hal tersebut pasti akan
memotivasi individu menerapkan minat belajar yang lebih baik lagi.
Individu yang
tidak menaruh perhatian pada pelajaran
akan lambat dalam menerima dan malas mengerjakan tugas yang diberikan
kepadanya. Sebaliknya,individu yang selalu menaruh perhatian dan fokus pada
pelajaran cenderung mengerti dan dapat meningkatkan minat belajarnya. Emosi
berkaitan dengan cara seseorang dalam belajar. Individu yang mempunyai emosi
yang tinggi cenderung akan lebih giat dan cepat dalam menerima pelajaran. Sedangkan
individu yang mempunyai emosi yang rendah cenderung akan lambat dalam menyerap
pelajaran dan malas mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Salah satu
contohnya minat belajar siswa yang terdapat di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
Siswa-siswi disekolah tersebut memiliki minat belajar yang rendah,dikarenakan
pelajaran yang tidak mereka sukai serta sarana dan prasarana yang kurang
memadai. Dikarenakan ulah seorang siswa yang malas belajar akibatnya
teman-teman yang lainnya ikut tidak mau belajar.
Minat belajar
siswa yang rendah ini sering terjadi disekolah tersebut,hal ini merupakan
fenomena yang selalu menjadi permasalahan disekolah yang kurang memiliki
fasilitas yang minim.
Dilihat dari
dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat
dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak
menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan.
Oleh karena itu
penulis tertarik untuk membahas materi ini sehingga menambah wacana dalam menyikapi
dan menindak lanjuti masalah tersebut terutama pada guru pembimbing yang bertugas memberikan layanan-layanan
disekolah ,maka dengan ini penulis mengambil judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 SEI DADAP “. Diharapkan
kepada guru pembimbing dapat
membantu meningkatkan minat belajar siswa yang dialami individu disekolah
tersebut.
B.Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dikemukakan pada latar belakang sebelumnya,maka dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Kurangnya minat siswa dalam belajar.
2. Kurangnya
perhatian guru dalam memotivasi siswa untuk belajar.
3. Minimnya
sarana dan prasarana dalam meningkatkan minat belajar siswa.
4. Banyaknya
siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.
C. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini
dibatasi terhadap kecerdasan emosional dan minat belajar siswa di sekolah,khususnya SMP Negeri 1 Sei Dadap.
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan agar
mengarah pada hasil yang lebih baik. Rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP?
2. Bagaimana
minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI
DADAP ?
3. Bagaimana
pengaruh kecerdasan emosional terhadap
minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar
dapat mengetahui :
1. Untuk
mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
2. Untuk
mengetahui minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
3. Untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap minat belajar siswa di SMP
NEGERI 1 SEI DADAP.
F. Manfaan Penelitian
Manfaat penelitian pada umunya
digunakan untuk bahan rujukan penelitian selanjutnya dan dasar pertimbangan
untuk memperbaiki kondisi yang adalah :
1.
Untuk mengetahui
apa-apa saja penyebab yang mempengaruhi minat belajar siswa disekolah, sehingga
siswa-siswa dapat memperbaiki minat dan motivasi dalam belajar.
2.
bagi siswa agar dapat
mengembangkan kecerdasan emosional yang berhubungan dengan minat belajar yang
dimilikinya.
3.
Bagi tenaga pendidik
terutama guru bimbingan konseling agar dapat memberikan motivasi yang dapat
membangkitkan minat belajar siswa tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka teorotis
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional (EQ) adalah
kemampuan seseorang untuk menerima,menilai,mengelola serta mengontrol emosi
dirinya dan orang lain disekitarnya.
Menurut Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan
emosinal (EQ) adalah
“Himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan
sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. (Shapiro,
1998: 8).
Menurut
psikolog lainnya, yaitu Bar-On (Goleman:2000: 180), mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan
tekanan lingkungan.
Menurut Goleman (2002:512), memandang kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intellegence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.
Menurut Goleman (2002:512), memandang kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intellegence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
a. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam
mengelola, mengontrol, mengendalikan dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar
termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik
terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas
pengaturan emosi dan impuls. Peningkatan kecerdasan emosi secara fisiologis
dapat dilakukan dengan puasa. Puasa tidak hanya mengendalikan dorongan
fisiologis manusia, namun juga mampu mengendalikan kekuasaan impuls emosi.
Puasa yang dimaksud salah satunya yaitu puasa sunah Senin Kamis.
b. Faktor pelatihan emosi
Kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan
menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan
pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu
kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. Melalui
puasa sunah Senin Kamis, dorongan,
keinginan, maupun reaksi emosional yang negatif dilatih agar tidak dilampiaskan
begitu saja sehingga mampu menjaga tujuan dari puasa itu sendiri. Kejernihan
hati yang terbentuk melalui puasa sunah Senin Kamis akan menghadirkan suara hati yang jernih sebagai landasan penting bagi
pembangunan kecerdasan emosi.
c. Faktor pendidikan
Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar
individu untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan
berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak
boleh hanya menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan kehidupan
dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai ritual saja. Pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis yang berulang-ulang dapat membentuk pengalaman keagamaan yang memunculkan
kecerdasan emosi. Puasa sunah Senin Kamis mampu mendidik individu untuk memiliki kejujuran, komitmen, visi,
kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, kepercayaan, peguasaan
diri atau sinergi, sebagai bagian dari pondasi kecerdasan emosi.
3. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
A.Mengenali emosi diri
Ketrampilan
ini meliputi kemampuan individu untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya
dirasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus
dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh
pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah,
kesepian
B.Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan
ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif
terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun
memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi
seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta
dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda
justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya,
lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar
sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif
dari emosi negatif yang muncul.
C.Mengelola emosi diri
sendiri
Anda
jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi
adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi
penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari
kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi
dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola
emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan
menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan
yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi
ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil
tindakan untuk menanganinya.
D.Memotivasi diri sendiri
Menata
emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan
menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan
diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan
terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki
ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun
yang mereka kerjakan.
E.Mengenali emosi orang lain
Mengenali
emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang
lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha
mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar
dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
F.Mengelola emosi orang lain
Jika
ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar
pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam
membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua
hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi
antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang
dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun
hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri
hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan
antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk
mengelola emosi orang lain.
G.Memotivasi orang lain.
Ketrampilan
memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan
kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan
membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Selain
dengan hal yang berkaitan diatas,ada juga cara lain untuk meningkatkan
kecerdasan emosional seseorang,diantaranya :
1. Belajar Mendengarkan Orang Lain
Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengarkan orang lain,
kita akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya sehingga tidak
menjadi salah paham dan dapat menciptakan hubungan yangbaik dengan orang lain.
2. Membaca SituasiDengan
memperhatikan lingkungan sekitar, kita akan mampu mengetahui situasi sebenarnya
dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga mampu mengambil keputusan
dengan emosi yang terkendali.
3. Tidak Takut Ditolak
Dalam segala sisi kehidupan, pasti ada dua pilihan. Diterima atau ditolak.
Persiapkan diri Anda dalam menerima penolakan. Tanpa persiapan yang baik, suatu
penolakan dapat membuat seseorang kehilangan kendali terhadap dirinya karena
kesedihan dan kekecewaan sehingga dapat membuat seseorang menjadi putus asa.
4. Komunikasi Komunikasi
adalah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Tidak ada masalah yang tidak
bisa dikomunikasikan. Dengan membiasakan mengkomunikasikan masalah dengan baik,
dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan menghindarikan dari kesalahpahaman yang
tidak penting.
5. Berempati Terhadap Perasaan Orang Lain
Kecerdasan emosi tinggi ditemukan pada orang-orang yang bisa merasakan perasaan
orang lain dan bisa mengerti apa yang sedang dihadapi orang lain. Berempati
kepada orang lain akan membuat kita merasakan apa yang dirasakan orang tersebut
sehingga menciptakan rasa tenggang rasa.
6. Menentukan Prioritas
Salah satu cara mengendalikan emosi adalah mampu menentukan prioritas baik
dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Penentuan prioritas
menghindarkan kita dari perasaan tertekan dan stres yang dapat membuat emosi
kita terganggu. Orang yang mampu menentukan prioritas di dalam hidupnya akan
memiliki kecerdasan emosi tinggi karena kestabilan emosinya dalam mengatasi
setiap sisi kehidupannya.
7. Berpikiran Positif Berpikiran positif memang banyak berhubungan dengan perasaan, namun tetap harus disertai pikiran rasional. Pikiran positif akan membuat kita tidak menduga-duga apa yang dipikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu, jauhkanlah pikiran negatif dari kehidupan Anda karena pikiran negatif tersebut akan meracuni hati dan membuat pikiran kita menjadi tidak rasional.
7. Berpikiran Positif Berpikiran positif memang banyak berhubungan dengan perasaan, namun tetap harus disertai pikiran rasional. Pikiran positif akan membuat kita tidak menduga-duga apa yang dipikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu, jauhkanlah pikiran negatif dari kehidupan Anda karena pikiran negatif tersebut akan meracuni hati dan membuat pikiran kita menjadi tidak rasional.
4. Pengertian Minat Belajar
Untuk mencapai prestasi
yang baik,disamping kecerdasan juga diperlukan minat. Sebab tanpa adanya minat
segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan
sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan
perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat
seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat
menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian
kita tertarik minatpun menyertai kita.
menurut
Tidjan (1976 :71),minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari
pengertian tersebut jelaslah bahwa
minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi
terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau
situasi tertentu yang didahului oleh
perasaan senang terhadap obyek tersebut.
Sukardi
(1987:25) mengemukakan bahwa “Minat belajar adalah suatu kerangka mental
yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu"
Selanjutnya
menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210), mengemukakan bahwa minat adalah keadaan
emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah suatu kondisi kejiwaan
seseorang untuk dapat menerima atau melakukan sesuatu objek atau kegiatan
tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Slameto (1991: 57) Pengertian
minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang
dikemukakan oleh Hilgard menyatakan” Interest is
persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content”, yang
memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan,
mengakhiri, menikmati, beberapa inti kegiatan tersebut.
Sardiman A. M. (1988: 76)
berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat
belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Olehnya itu
perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.
- Faktor
intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik jasmani maupun
rohani, fisik maupun psikhis.
- Faktor
ekstern adalah semua faktor yang ada diluar individu: keluarga, masyarakat
dan sekolah.
Selain
itu,faktor lain yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara lain :
a.Faktor
Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi mata pelajaran, adalah :
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi mata pelajaran, adalah :
- Membantu
siswa memahami konsep-konsep pelajaran tersebut.
- Membantu
mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehari-hari.
- Membantu
menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari
pelajarn.
- Membantu
siswa dalam menerapkan konsep-konsep pelajaran yang dibantu ilmu dasar
lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
- Membantu
persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
b. faktor dari dalam diri siswa
Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar,
dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa
juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan
pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali,
1993).
Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
- Mencari
perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
- Mengarahkan
seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
- Memberi
dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan
untuk mencapai tujuan.
c. faktor metode mengaja
Mengajar atau
mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode
tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia
pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan .
Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).
d. Faktor Guru
Guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa
dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi
seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang
profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan
berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa
pendidikan tertentu.
Selain berperan sebagai fasilitator,
guru juga harus dapat berperan sebagai motivator. Dalam hal ini, seorang guru
harus mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif dan dapat
merangsang minat siswa dalam belajar. Menyadari pentingnya minat dan perhatian
siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan beberapa pendekatan yang
harus diperhatikan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
sebagai berikut:
- Berikan
kepada siswa rasa puas, biasanya keberhasilan akan mengikutinya
- Kembangkan
pengertian kepada siswa secara wajar. Pengertian baru haruslah disadarkan
pengalaman-pengalaman belajar yang lampau
- Bawalah
suasana kelas yang menyenangkan para siswa
- Buatlah
para siswa ikut andil dalam program yang disusun
- Usahakan
pengaturan kelas yang bervariasi, sehingga rasa bosan berkurang dan perhatian
siswa meningkat
- Timbulkan
minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari
- Berikan
komentar terhadap hasil-hasil yang mereka capai
- Berikan
kesempatan siswa untuk berkompetisi.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
- Tugas
profesional
Tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan. - Tugas
manusiawi Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik
guru mata pelajaran maupun guru
mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan
seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga
ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap
kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap
lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
- Tugas
kemasyarakatan
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
e. Sarana dan Prasarana
Menurut Santoso T. (1998:11), fasilitas-fasilitas yang
dimiliki sekolah, seperti perpustakaan, ruang kelas, dan laboraturium juga
dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Kurang lengkapnya perpustakaan serta
sedikitnya jumlah buku-buku yang disediakan untuk siswa, kemudian ruang belajar
yang sempit, kotor dan gelap juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,
sehingga hal-hal tersebut dapat mengurangi minat belajar pada diri siswa.
f.Teman Pergaulan
Teman pergaulan baik itu disekolah maupun dilingkungan
tempat tinggal juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Jika teman
pergaulan memiliki minat belajar dan motivasi yang tinggi dalam belajar, maka
minat teman yang lainya juga dapat mempengaruhinya. Tetapi apabila jika didalam
lingkungan tersebut teman-temannya mempunyai minat belajar yang rendah maka
kemungkinan besar minat belajar anak tersebut akan rendah juga.
g. Mass Media
Berbagai macam mass media seperti: televisi, radio,
vidio visual serta media cetak lain seperti buku-buku bacaan, majalah dan surat
kabar juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Untuk mass media jenis
televisi dan vidio misalnya, secara umum lebih banyak pengaruh negatifnya dari
pada pengaruh positifnya, terutama tayangan iklan dan film dalam televisi. Oleh
karena itu, orang tua harus menyediakan waktu ekstra bagi anak-anaknya serta
memperhatikan waktu belajarnya. Selanjutnya untuk mass media jenis buku-buku,
majalah dan surat kabar sangat bermanfaat dalam meningkatkan minat baca serta
dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
6. Cara
Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Meningkatkan minat belajar
anak sebenarnya tidak terlalu sulit akan
tetapi tidak juga mudah. Cara sederhana dalam meningkatkan minat belajar anak
adalah kenali hal-hal apa yg disukai oleh anak dan ajak dia melakukan hal
tersebut. Padukan hal-hal yang disukai dengan menambahkan pendidikan di dalam
nya. Niscaya minat belajarpun meningkat.
Prinsip
dasar belajar anak-anak haruslah menyenangkan . Karena dengan belajar
menyenangkan akan menumbuhkan emosional yg positif. Dalam proses belajar, anak
harus diposisikan sebagai subjek dan bukan objek. Sebaiknya anak belajar atas
inisiatif diri sendiri.
Bila dalam proses belajar, si anak menjadi objek, maka yang banyak
melakukan intervensi adalah pendidik. Si anak dijadikan robot dan terlalu
banyak diarahkan oleh pendidik. Hasilnya akan membuat anak menjadi malas
belajar, belajar tidak efektif.
Dalam system belajar, anak harus ikut terlibat dlm proses pembelajaran.
Salah satu caranya mungkin sebaiknya dlm satu kelas jangan sampai terlalu
banyak siswa. Problem yg akan terjadi akan ada anak-anak yg merasa tidak
diperhatikan. Dengan begitu minat belajarnya karena keterpaksaan.
Campbell
(dalam Sofyan,2004:9) berpendapat: Bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk
membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai
berikut:
- Memperkaya
ide atau gagasan.
- Memberikan
hadiah yang merangsang.
- Berkenalan
dengan orang-orang yang kreatif.
- Petualangan
dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat.
- Mengembangkan
fantasi.
- Melatih
sikap positif.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh W. Olson (dalam
Samosir, 1992:112), bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak
dapat dilakukan sebagai berikut:
- Perubahan
dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan olahraga, pergi berlibur ke
lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh
orang-orang yang harus dikenal, membaca artikel yang belum pernah dibaca
dan membawa hobbi dan olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat
lebih berminat.
- Latihan
dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan-pemecahan masalah
khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan masalah khusus agar
menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.
- Membuat
orang lain supaya lebih mengembangkan diri yang pada hakekatnya
mengembangkan diri sendiri.
B. Kerangka Konsep
Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk
mengenal,mengendalikan emosi,memotivasi diri sendiri dan membina hubungan
kerjasama yang lebih baik dengan individu lainnya.
Minat belajar adalah keadaan emosi yang memusatkan
perhatian atau reaksi kepada obyek tertentu.
Ada berbagai faktor
yang menjadi penyebab minat belajar dikalangan siswa. Diantaranya adanya
faktor intern dimana faktor tersebut
yang ada didalam diri seseorang baik jasmani maupun rohani,baik fisik maupun
psikis. Ada juga faktor ekstern dimana
faktor tersebut yang ada diluar individu,baik keluarga,masyarakat maupun
sekolah.selain itu,ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar
siswa,yaitu : faktor kurikulum,faktor dari dalam siswa,faktor metode
mengajar,faktor guru,faktor
Sarana dan
prasarana,faktor teman sebaya dan faktor mass media.
Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yaitu
mengumpulkan,merangkum serta menginterpretasikan data yang diperoleh yang
selanjutnya diolah kembali menjadi gambaran yang jelas. Instrumen dalam
penelitian ini dengan menggunakan angket .
C. Hipotesis
Ha = ada pengaruh antara
kecerdasan emosional dengan minat belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 1 sei
dadap.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SMP NEGERI 1 SEI DADAP tahun pembelajaran 2012/2013. Adapun alasan
peneliti memilih sekolah tersebut adalah
:
1)
Karena
sekolah tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih
mudah untuk meneliti. Selain itu peneliti juga merupakan mantan siswi dari
sekolah tersebut,peneliti juga kenal dengan kepala sekolah serta guru-guru yang
ada disekolah tersebut.
2)
Karena
disekolah tersebut memiliki cukup siswa untuk dilakukannya penelitian.
Kegiatan ini dilakukan
pada tanggal 25 april sampai dengan 27 april 2013 tahun pembelajaran 2012/2013.
B. Populasi
dan Sampel
1. populasi
Menurut Arikunto
(2006 : 130) populasi adalah sejumlah “sejumlah subjek penelitian yang menjadi
sumber data. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh IX ysng
berjumlah 90 orang”.
Tabel 1
Keadaan populasi siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Dadap
Tahun pembelajaran 2012/2013
Kelas
|
Jumlah siswa
|
IX.1
|
24 orang
|
IX.2
|
32 orang
|
IX.3
|
34 orang
|
Jumlah
|
90 orang
|
Seperti yang
tertera dengan tabel diatas,bahwa jumlah populasi sebesar 90 orang siswa. Untuk
mempermudah mengolah data maka peneliti mengambil sampel 25% dari populasi yang
ada dengan menggunakan ancer-ancer diatas ditetapkan jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 22 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah
sebagian dari populasi untuk mendapatkan data yang representatif,maka peneliti
berpedoman pada Arikunto yang mengatakan bahwa :”Besarnya sampel tidak kurang
dari 25% dari populasi”. Maka ditetapkan jumlah sampel sebanyak 22 siswa.
C. Variabel
Penelitian
Adapun variabel
penelitian ini terdiri dari kecerdasan emosional (variabel bebas) dan minat
belajar siswa (variabel terikat).
1)
Kecerdasan emosional
adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi,mengontrol
desakan hati,mengelola emosi,mengenal emosi diri sendiri maupun orang lain
serta kemampuan bekerja sama.
2).
Minat belajar adalah keadaan emosi yang memusatkan perhatian atau reaksi kepasa
obyek tertentu. Dalam penelitian ini,minat belajar lebih dititik beratkan pada
kegiatan belajar disekolah. Indikatornya antara lain : perubahan dalam
lingkungan,melatih memikirkan masalah-masalah yang dihadapi,
Memperkaya ide atau gagasan,memberikan hadiah yang merangsang,perkenalan dengan
orang-orang yang kreatif,petualangan dalam arti berpetualangan ke alam
sekeliling secara sehat,mengembangkan fantasi dan melatih sikap positif
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah
alat pengumpulan data yang akan diperoleh untuk menjawab masalah penelitian .
instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Dalam penelitian
ini angket untuk kecerdasan emosional dan minat belajar siswa menggunakan
angket yang disusun oleh peneliti. Untuk angket minat belajar siswa akan
dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Angket minat
belajar siswa akan menggunakan skala livert,yang terdiri dari item
pilihan,yaitu sangat setuju,setuju,tidak setuju,sangat tidak setuju. Penelitian
untuk setiap bagian favorabel adalah :
1)
Sangat
setuju mendapat nilai 4
2)
Setuju
mendapat nilai 3
3)
Tidak
setuju mendapat nilai 2
4)
Sangat
tidak setuju mendapat nilai 1
Sedangkan item pertanyaan unfavorabel adalah :
1)
Sangat
setuju mendapat nilai 1
2)
Setuju
mendapat nilai 2
3)
Tidak
setuju mendapat nilai 3
4)
Sangat
setuju mendapat nilai 4
E. Tekhnik
Analisis Data
Adapun tekhnik
analisis data yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif,yaitu mengumpulkan,merangkum serta menginterpretasikan
data yang diperoleh yang selanjutnya diolah kembali menjadi gambaran yang
jelas. Hasil pengolahan data dianalisa dengan menggunakan rumus korelasi
product moment.
Untuk menentukan
nilai korelasi product moment (r) data yang diperoleh dapat digunakan rumus r
pearson sebagai berikut :
Keterangan
:
X = Kecerdasan Emosional
Siswa
Y = Minat Belajar
n = banyaknya sampel
F. Pengujian Hipotesis
Untuk
menguji kebenaran pengujian hipotesis penelitian,dilakukan uji kebermaknaan
koefisien korelasi menggunakan uji t yaitu :
Harga
t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk
kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n-2. Jika t hitung ≥t tabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui berpa besar hubungan variabel X dan Y
ditentukan dengan korelasi diterminasi
.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,M.Guru dan
proses belajar mengajar.Bandung:Sinar Baru Algesindo.1993
Bob,Anik
Anwar.1983.Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni.Bandung:Ganesa Exact.
Goleman,Daniel.(2000).Emitional
Intelligence (terjemahan).Jakarta:PT.Gramedia
Roestiyah.Didaktik
Metodik.Jakarta : Bina Aksara.1903
Samosir,Martan.1992.Seni
Berpikir Kreatif.Jakarta: Erlangga
Sardiman,A.M.Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.Cet IV.Jakarta : Rajawali pers.1992
Sofyan,Nurbaeti.2004.Skripsi
: Hubungan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar siswa mata
pelajaran IPA pada SDN labuang baji 1 Makassar.Makassar.Universitas veteran
republik Indonesia
Sukardi.1907.Bimbingan
dan Penyuluhan.Surabaya : Usaha Nasional
No comments:
Post a Comment