Wednesday, December 28, 2016

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 SEI DADAP

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Remaja juga merupakan masa perubahan emosi. Perubahan emosi inilah sering membawa anak-anak untuk berbuat kejahatan. Remaja selalu melakukan hal-hal yang tidak baik karena rasa penasaran yang ada didalam dirinya,misalnya tawuran,balap liar,bolos sekolah,pencabulan dan merokok.Sedangkan kita tahu sendiri bahwa remaja seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak. Namun sekarang ini sekolah bukanlah sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,tetapi sebagai ajang untuk bergaya,menunjukkan kebolehan dan lain-lain.Aksi kejahatan yang dilakukan oleh remaja karena rasa penasaran dan emosi yang belum stabil ini dapat membuat kecanduan untuk berbuat lagi.Bukan hal yang aneh jika seseorang yang hobi melakukan tindakan kejahatan tersebut pastinya minat belajarnya menurun.
Individu yang masih disebut sebagai pelajar  seharusnya mengikuti peraturan-peraturan yang ada disekolahnya. Karena kalau tidak dipatuhi pastinya akan mendapatkan sanksi. Adapun beberapa jenis emosi itu sendiri,yaitu takut,khawatir,cemburu,gembira dan marah. Setiap individu pasti mengenali ekspresi dari jenis-jenis emosi tersebut.Emosi seseorang yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pemikiran dan tanggapan yang tidak baik bagi orang lain.
Banyak orang beranggapan bahwa untuk meningkatkan minat yang tinggi dalam belajar seseorang harus memiliki Inteligent Quotient (IQ) yang tinggi pula,karena merupakan bekal yang dapat memudahkan dalam belajar dan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Kenyataanya Emotional Quotient (EQ) juga berperan aktif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi,mengontrol desakan hati serta kemampuan bekerja sama. Keseimbangan IQ dan EQ merupakan kunci meningkatkan minat sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa disekolah.   Remaja seharusnya mempunyai motivasi yang kuat dalam belajar agar mereka menyerap informasi yang diberikan. Individu yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar akan menggunakan proses kognitif yang tinggi dalam mempelajari materi tersebut,sehingga siswa tersebut menyerap materi tersebut dengan baik.Minat belajar merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh individu untuk menentukan hasil belajarnya. Minat belajar siswa berasal dari kecenderungan jiwa yang terarah terhadap suatu obyek yang dianggap efektif (perasaan emosional). Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Minat belajar siswa dapat juga dihasilkan dengan selalu memberi pujian dan reward (hadiah) agar anak tersebut dapat menumbuhkan minat belajarnya lagi. Dengan diadakannya  hal tersebut pasti akan memotivasi individu menerapkan minat belajar yang lebih baik lagi.
Individu yang tidak menaruh perhatian  pada pelajaran akan lambat dalam menerima dan malas mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Sebaliknya,individu yang selalu menaruh perhatian dan fokus pada pelajaran cenderung mengerti dan dapat meningkatkan minat belajarnya. Emosi berkaitan dengan cara seseorang dalam belajar. Individu yang mempunyai emosi yang tinggi cenderung akan lebih giat dan cepat dalam menerima pelajaran. Sedangkan individu yang mempunyai emosi yang rendah cenderung akan lambat dalam menyerap pelajaran dan malas mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Salah satu contohnya minat belajar siswa yang terdapat di SMP NEGERI 1 SEI DADAP. Siswa-siswi disekolah tersebut memiliki minat belajar yang rendah,dikarenakan pelajaran yang tidak mereka sukai serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dikarenakan ulah seorang siswa yang malas belajar akibatnya teman-teman yang lainnya ikut tidak mau belajar.
Minat belajar siswa yang rendah ini sering terjadi disekolah tersebut,hal ini merupakan fenomena yang selalu menjadi permasalahan disekolah yang kurang memiliki fasilitas yang minim.
Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas materi ini sehingga menambah wacana dalam menyikapi dan menindak lanjuti masalah tersebut terutama pada guru pembimbing  yang bertugas memberikan layanan-layanan disekolah ,maka dengan ini penulis mengambil judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 SEI DADAP “. Diharapkan
kepada guru pembimbing dapat membantu meningkatkan minat belajar siswa yang dialami individu disekolah tersebut.

B.Identifikasi Masalah
            Masalah-masalah yang dikemukakan  pada latar belakang sebelumnya,maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Kurangnya  minat siswa dalam belajar.
2.      Kurangnya perhatian guru dalam memotivasi siswa untuk belajar.
3.      Minimnya sarana dan prasarana dalam meningkatkan minat belajar siswa.
4.      Banyaknya siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.

C. Batasan Masalah
            Masalah dalam penelitian ini dibatasi terhadap kecerdasan emosional dan  minat belajar siswa  di sekolah,khususnya SMP Negeri 1 Sei Dadap.

D. Rumusan Masalah
            Penelitian ini diharapkan agar mengarah pada hasil yang lebih baik. Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP?
2.      Bagaimana  minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP ?
3.      Bagaimana  pengaruh kecerdasan emosional terhadap minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP ?





E. Tujuan Penelitian
               Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui :
1.      Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
2.      Untuk mengetahui minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
3.      Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap minat belajar siswa di SMP NEGERI 1 SEI DADAP.
F. Manfaan Penelitian
            Manfaat penelitian pada umunya digunakan untuk bahan rujukan penelitian selanjutnya dan dasar pertimbangan untuk memperbaiki kondisi yang adalah :
1.      Untuk mengetahui apa-apa saja penyebab yang mempengaruhi minat belajar siswa disekolah, sehingga siswa-siswa dapat memperbaiki minat dan motivasi dalam belajar.
2.      bagi siswa agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional yang berhubungan dengan minat belajar yang dimilikinya.
3.      Bagi tenaga pendidik terutama guru bimbingan konseling agar dapat memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa tersebut.









BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka teorotis
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
            Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima,menilai,mengelola serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya.
Menurut Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosinal (EQ) adalah
“Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. (Shapiro, 1998: 8).
Menurut psikolog lainnya, yaitu Bar-On (Goleman:2000: 180), mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
             Menurut  Goleman (2002:512), memandang kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intellegence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
a.     Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol, mengendalikan dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan impuls. Peningkatan kecerdasan emosi secara fisiologis dapat dilakukan dengan puasa. Puasa tidak hanya mengendalikan dorongan fisiologis manusia, namun juga mampu mengendalikan kekuasaan impuls emosi. Puasa yang dimaksud salah satunya yaitu puasa sunah Senin Kamis.

b.     Faktor pelatihan emosi
Kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. Melalui puasa sunah Senin Kamis, dorongan, keinginan, maupun reaksi emosional yang negatif dilatih agar tidak dilampiaskan begitu saja sehingga mampu menjaga tujuan dari puasa itu sendiri. Kejernihan hati yang terbentuk melalui puasa sunah Senin Kamis akan menghadirkan suara hati yang jernih sebagai landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi.

c.     Faktor pendidikan
Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh hanya menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai ritual saja. Pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis yang berulang-ulang dapat membentuk pengalaman keagamaan yang memunculkan kecerdasan emosi. Puasa sunah Senin Kamis mampu mendidik individu untuk memiliki kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, kepercayaan, peguasaan diri atau sinergi, sebagai bagian dari pondasi kecerdasan emosi.


3. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
A.Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan individu untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya dirasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
B.Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
C.Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.


D.Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
E.Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
F.Mengelola emosi orang lain
Jika ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
G.Memotivasi orang lain.
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Selain dengan hal yang berkaitan diatas,ada juga cara lain untuk meningkatkan kecerdasan emosional seseorang,diantaranya :
1. Belajar Mendengarkan Orang Lain Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengarkan orang lain, kita akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya sehingga tidak menjadi salah paham dan dapat menciptakan hubungan yangbaik dengan orang lain.
2. Membaca SituasiDengan memperhatikan lingkungan sekitar, kita akan mampu mengetahui situasi sebenarnya dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga mampu mengambil keputusan dengan emosi yang terkendali.
3. Tidak Takut Ditolak Dalam segala sisi kehidupan, pasti ada dua pilihan. Diterima atau ditolak. Persiapkan diri Anda dalam menerima penolakan. Tanpa persiapan yang baik, suatu penolakan dapat membuat seseorang kehilangan kendali terhadap dirinya karena kesedihan dan kekecewaan sehingga dapat membuat seseorang menjadi putus asa.
4. Komunikasi Komunikasi adalah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Tidak ada masalah yang tidak bisa dikomunikasikan. Dengan membiasakan mengkomunikasikan masalah dengan baik, dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan menghindarikan dari kesalahpahaman yang tidak penting.
5. Berempati Terhadap Perasaan Orang Lain Kecerdasan emosi tinggi ditemukan pada orang-orang yang bisa merasakan perasaan orang lain dan bisa mengerti apa yang sedang dihadapi orang lain. Berempati kepada orang lain akan membuat kita merasakan apa yang dirasakan orang tersebut sehingga menciptakan rasa tenggang rasa.
6. Menentukan Prioritas Salah satu cara mengendalikan emosi adalah mampu menentukan prioritas baik dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Penentuan prioritas menghindarkan kita dari perasaan tertekan dan stres yang dapat membuat emosi kita terganggu. Orang yang mampu menentukan prioritas di dalam hidupnya akan memiliki kecerdasan emosi tinggi karena kestabilan emosinya dalam mengatasi setiap sisi kehidupannya.

7. Berpikiran Positif Berpikiran positif memang banyak berhubungan dengan perasaan, namun tetap harus disertai pikiran rasional. Pikiran positif akan membuat kita tidak menduga-duga apa yang dipikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu, jauhkanlah pikiran negatif dari kehidupan Anda karena pikiran negatif tersebut akan meracuni hati dan membuat pikiran kita menjadi tidak rasional.

4. Pengertian Minat Belajar
                        Untuk mencapai prestasi yang baik,disamping kecerdasan juga diperlukan minat. Sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.
menurut Tidjan (1976 :71),minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari   pengertian   tersebut  jelaslah   bahwa   minat   itu   sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu  atau   situasi   tertentu  yang  didahului oleh  perasaan   senang terhadap obyek tersebut.
Sukardi (1987:25) mengemukakan bahwa “Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu"
Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210), mengemukakan bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Slameto (1991: 57) Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard menyatakan Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content”, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan, mengakhiri, menikmati, beberapa inti kegiatan tersebut.
Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Olehnya itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.
  1. Faktor intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis.
  2. Faktor ekstern adalah semua faktor yang ada diluar individu: keluarga, masyarakat dan sekolah.
Selain itu,faktor lain yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara lain :
a.Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran  pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi mata pelajaran, adalah :
  1. Membantu siswa memahami konsep-konsep pelajaran tersebut.
  2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
  3. Membantu menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari pelajarn.
  4. Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep pelajaran yang dibantu ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
  5. Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

b. faktor dari dalam diri siswa
Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).

Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
  1. Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
  2. Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
  3. Memberi dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. faktor metode mengaja
 Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan .

Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran  mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).

d. Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Selain berperan sebagai fasilitator, guru juga harus dapat berperan sebagai motivator. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif dan dapat merangsang minat siswa dalam belajar. Menyadari pentingnya minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan beberapa pendekatan yang harus diperhatikan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
  1. Berikan kepada siswa rasa puas, biasanya keberhasilan akan mengikutinya
  2. Kembangkan pengertian kepada siswa secara wajar. Pengertian baru haruslah disadarkan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau
  3. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan para siswa
  4. Buatlah para siswa ikut andil dalam program yang disusun
  5. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi, sehingga rasa bosan berkurang dan perhatian siswa meningkat
  6. Timbulkan minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari
  7. Berikan komentar terhadap hasil-hasil yang mereka capai
  8. Berikan kesempatan siswa untuk berkompetisi.

Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
  1. Tugas profesional
    Tugas  profesional  ialah  tugas  yang  berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.
  2. Tugas manusiawi Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran  maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
  3. Tugas kemasyarakatan 
    Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
e.  Sarana dan Prasarana
Menurut Santoso T. (1998:11), fasilitas-fasilitas yang dimiliki sekolah, seperti perpustakaan, ruang kelas, dan laboraturium juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Kurang lengkapnya perpustakaan serta sedikitnya jumlah buku-buku yang disediakan untuk siswa, kemudian ruang belajar yang sempit, kotor dan gelap juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga hal-hal tersebut dapat mengurangi minat belajar pada diri siswa.
f.Teman Pergaulan
Teman pergaulan baik itu disekolah maupun dilingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Jika teman pergaulan memiliki minat belajar dan motivasi yang tinggi dalam belajar, maka minat teman yang lainya juga dapat mempengaruhinya. Tetapi apabila jika didalam lingkungan tersebut teman-temannya mempunyai minat belajar yang rendah maka kemungkinan besar minat belajar anak tersebut akan rendah juga.
g. Mass Media
Berbagai macam mass media seperti: televisi, radio, vidio visual serta media cetak lain seperti buku-buku bacaan, majalah dan surat kabar juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Untuk mass media jenis televisi dan vidio misalnya, secara umum lebih banyak pengaruh negatifnya dari pada pengaruh positifnya, terutama tayangan iklan dan film dalam televisi. Oleh karena itu, orang tua harus menyediakan waktu ekstra bagi anak-anaknya serta memperhatikan waktu belajarnya. Selanjutnya untuk mass media jenis buku-buku, majalah dan surat kabar sangat bermanfaat dalam meningkatkan minat baca serta dapat meningkatkan pengetahuan siswa.

6. Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa
            Meningkatkan minat belajar anak sebenarnya tidak terlalu sulit akan tetapi tidak juga mudah. Cara sederhana dalam meningkatkan minat belajar anak adalah kenali hal-hal apa yg disukai oleh anak dan ajak dia melakukan hal tersebut. Padukan hal-hal yang disukai dengan menambahkan pendidikan di dalam nya. Niscaya minat belajarpun meningkat.
            Prinsip dasar belajar anak-anak haruslah menyenangkan . Karena dengan belajar menyenangkan akan menumbuhkan emosional yg positif. Dalam proses belajar, anak harus diposisikan sebagai subjek dan bukan objek. Sebaiknya anak belajar atas inisiatif diri sendiri.
Bila dalam proses belajar, si anak menjadi objek, maka yang banyak melakukan intervensi adalah pendidik. Si anak dijadikan robot dan terlalu banyak diarahkan oleh pendidik. Hasilnya akan membuat anak menjadi malas belajar, belajar tidak efektif.
Dalam system belajar, anak harus ikut terlibat dlm proses pembelajaran. Salah satu caranya mungkin sebaiknya dlm satu kelas jangan sampai terlalu banyak siswa. Problem yg akan terjadi akan ada anak-anak yg merasa tidak diperhatikan. Dengan begitu minat belajarnya karena keterpaksaan.

Campbell (dalam Sofyan,2004:9) berpendapat: Bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:
  1. Memperkaya ide atau gagasan.
  2. Memberikan hadiah yang merangsang.
  3. Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.
  4. Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat.
  5. Mengembangkan fantasi.
  6. Melatih sikap positif.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh W. Olson (dalam Samosir, 1992:112), bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan sebagai berikut:
  1. Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan olahraga, pergi berlibur ke lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobbi dan olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih berminat.
  2. Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan-pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.
  3. Membuat orang lain supaya lebih mengembangkan diri yang pada hakekatnya mengembangkan diri sendiri.
B. Kerangka Konsep
            Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk mengenal,mengendalikan emosi,memotivasi diri sendiri dan membina hubungan kerjasama yang lebih baik dengan individu lainnya.
            Minat belajar adalah keadaan emosi yang memusatkan perhatian atau reaksi kepada obyek tertentu.
            Ada berbagai faktor  yang menjadi penyebab minat belajar dikalangan siswa. Diantaranya adanya faktor intern dimana faktor tersebut yang ada didalam diri seseorang baik jasmani maupun rohani,baik fisik maupun psikis. Ada juga faktor ekstern dimana faktor tersebut yang ada diluar individu,baik keluarga,masyarakat maupun sekolah.selain itu,ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa,yaitu : faktor kurikulum,faktor dari dalam siswa,faktor metode mengajar,faktor guru,faktor
Sarana dan prasarana,faktor teman sebaya dan faktor mass media.
            Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yaitu mengumpulkan,merangkum serta menginterpretasikan data yang diperoleh yang selanjutnya diolah kembali menjadi gambaran yang jelas. Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan angket .


C. Hipotesis
Ha = ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan minat belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 1 sei dadap.

























BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
            Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 1 SEI DADAP tahun pembelajaran 2012/2013. Adapun alasan peneliti  memilih sekolah tersebut adalah :
1)      Karena sekolah tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih mudah untuk meneliti. Selain itu peneliti juga merupakan mantan siswi dari sekolah tersebut,peneliti juga kenal dengan kepala sekolah serta guru-guru yang ada disekolah tersebut.
2)      Karena disekolah tersebut memiliki cukup siswa untuk dilakukannya penelitian.
            Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 25 april sampai dengan 27 april 2013 tahun pembelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel
1. populasi
            Menurut Arikunto (2006 : 130) populasi adalah sejumlah “sejumlah subjek penelitian yang menjadi sumber data. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh IX ysng berjumlah 90 orang”.
Tabel 1
Keadaan populasi siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Dadap
Tahun pembelajaran 2012/2013
Kelas
 Jumlah siswa
IX.1
24 orang
IX.2
32 orang
IX.3
34 orang
Jumlah
90 orang
                                           
            Seperti yang tertera dengan tabel diatas,bahwa jumlah populasi sebesar 90 orang siswa. Untuk mempermudah mengolah data maka peneliti mengambil sampel 25% dari populasi yang ada dengan menggunakan ancer-ancer diatas ditetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 22 siswa.
2. Sampel
            Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mendapatkan data yang representatif,maka peneliti berpedoman pada Arikunto yang mengatakan bahwa :”Besarnya sampel tidak kurang dari 25% dari populasi”. Maka ditetapkan jumlah sampel sebanyak 22 siswa.
C. Variabel Penelitian
            Adapun variabel penelitian ini terdiri dari kecerdasan emosional (variabel bebas) dan minat belajar siswa (variabel terikat).
1)      Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi,mengontrol desakan hati,mengelola emosi,mengenal emosi diri sendiri maupun orang lain serta kemampuan bekerja sama.
2). Minat belajar adalah keadaan emosi yang memusatkan perhatian atau reaksi kepasa obyek tertentu. Dalam penelitian ini,minat belajar lebih dititik beratkan pada kegiatan belajar disekolah. Indikatornya antara lain : perubahan dalam lingkungan,melatih memikirkan masalah-masalah yang dihadapi, Memperkaya ide atau gagasan,memberikan hadiah yang merangsang,perkenalan dengan orang-orang yang kreatif,petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat,mengembangkan fantasi dan melatih sikap positif
D. Instrumen Penelitian
            Instrumen adalah alat pengumpulan data yang akan diperoleh untuk menjawab masalah penelitian . instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket.
            Dalam penelitian ini angket untuk kecerdasan emosional dan minat belajar siswa menggunakan angket yang disusun oleh peneliti. Untuk angket minat belajar siswa akan dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Angket minat belajar siswa akan menggunakan skala livert,yang terdiri dari item pilihan,yaitu sangat setuju,setuju,tidak setuju,sangat tidak setuju. Penelitian untuk setiap bagian favorabel adalah :
1)      Sangat setuju mendapat nilai 4
2)      Setuju mendapat nilai 3
3)      Tidak setuju mendapat nilai 2
4)      Sangat tidak setuju mendapat nilai 1
Sedangkan item pertanyaan unfavorabel adalah :
1)      Sangat setuju mendapat nilai 1
2)      Setuju mendapat nilai 2
3)      Tidak setuju mendapat nilai 3
4)      Sangat setuju mendapat nilai 4
E. Tekhnik Analisis Data
            Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,yaitu mengumpulkan,merangkum serta menginterpretasikan data yang diperoleh yang selanjutnya diolah kembali menjadi gambaran yang jelas. Hasil pengolahan data dianalisa dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
            Untuk menentukan nilai korelasi product moment (r) data yang diperoleh dapat digunakan rumus r pearson sebagai berikut :
Keterangan :
 koefisien korelasi
                       X = Kecerdasan Emosional Siswa
                       Y = Minat Belajar
                       n = banyaknya sampel
F. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji kebenaran pengujian hipotesis penelitian,dilakukan uji kebermaknaan koefisien korelasi menggunakan uji t yaitu :
 
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n-2. Jika t hitung ≥t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui berpa besar hubungan variabel X dan Y ditentukan dengan korelasi diterminasi .


















DAFTAR PUSTAKA
Ali,M.Guru dan proses belajar mengajar.Bandung:Sinar Baru Algesindo.1993
Bob,Anik Anwar.1983.Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni.Bandung:Ganesa Exact.
Goleman,Daniel.(2000).Emitional Intelligence (terjemahan).Jakarta:PT.Gramedia
Roestiyah.Didaktik Metodik.Jakarta : Bina Aksara.1903
Samosir,Martan.1992.Seni Berpikir Kreatif.Jakarta: Erlangga
Sardiman,A.M.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Cet IV.Jakarta : Rajawali pers.1992
Sofyan,Nurbaeti.2004.Skripsi : Hubungan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada SDN labuang baji 1 Makassar.Makassar.Universitas veteran republik Indonesia
Sukardi.1907.Bimbingan dan Penyuluhan.Surabaya : Usaha Nasional



No comments:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.            Latar Belakang Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang kemudian dican...