Wednesday, December 28, 2016

Efektifitas Layanan Informasi dalam Bidang Sosial untuk Mengkondusifkan Kegiatan Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangeran Antasari Tahun Pembelajaran 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu membutuhkan orang lain, dan tidak ada manusia yang berdiri sendiri tanpa peran orang lain. Seperti pada saat seseorang lahir pasti seseorang itu membutuhkan peran orang lain dalam hal ini bisa dokter atau bidan agar sang anak dan ibu bisa selamat. Oleh karena itu, manusia diharuskan dirinya untuk bisa atau pandai berinteraksi dengan yang lain. Dan mau tidak mau manusia harus berinteraksi karena manusia adalah makhluk sosial.
            Berinteraksi adalah suatu hal yang sangat penting dan mutlak diperlukan. Berinteraksi bisa dengan siapa saja, baik orang tua, keluarga, teman sebaya, tetangga, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya seseorang biasanya lebih dekat pada temannya yang sebaya dibanding dengan yang lain. Ada beberapa hal seseorang bisa menganggap seseorang menjadi teman. Awalnya secara kebetulan “by accident” karena seseorang tersebut dekat rumahnya, mempunyai hobi yang sama, atau karena seseorang tersebut sekelas. Dan seiring berjalannya waktu seseorang menganggap orang lain sebagai teman adalah karena memilih “by choosing”. Memilih disini bisa karena seseorang tersebut satu profesi, satu organisasi, satu pendapat, dan lain-lain. Salah satu tempat yang paling sering terjadinya interaksi antar individu adalah disekolah. Di sekolah anak-anak dapat bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja, di sekolah anak-anak maupun remaja mulai belajar mengenal satu sama lain, mengenal lingkungannya serta menjalin petemanan.
            Remaja sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang terus melakukan interaksi sosial baik antara remaja maupun terhadap lingkungan lain. Setiap anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika pergaulan teman sebaya seperti adanya kecemburuan ketika seseorang yang dianggap sahabat lebih memilih orang lain untuk dijadikan sahabatnya, kemudian terjalinnya hubungan persahabatan diantara seseorang juga menyebabkan kecenderungan diantara anak-anak untuk membentuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan kenyamanan anak, pembentukan kelompok ini tidak selamanya menimbulkan dampak positif bagi perkembangan seseorang, tetapi sebagian besar adanya kelompok-kelompok tertentu itu mengakibatkan dampak negatif bagi seseorang.
            Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya. Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap remeja secara positif, maka remaja akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Dan apabila lingkungan sosial memberikan peluang secara negatif terhadap remaja, maka perkembangan sosial remaja akan terhambat. Pengaruh lingkungan diawali dengan pergaulan dengan teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta standar sosial yang berhubungan dengan pekerjaan dan prestasi (Santrock, 2003: 257).
            Berdasarkan pra penelitian di SMP Pangeran Antasari kelas VII pada saat suasana belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-temannya. Kelompok sebaya ini biasanya beranggotakan pria saja, wanita saja, atau campuran. Kalau yang pria saja biasanya sebagian besar anggotanya tidak terlampau dekat secara emosional, sedangkan kelompok wanita biasanya anggotanya lebih akrab. Kelompok pria cenderung lebih banyak berbagi pengalaman petualangan atau topik-topik tertentu yang menarik minat mereka, seperti olahraga, musik, film, dan teknologi. Mereka umumnya jarang berbagi perasaan atau emosi, sedangkan kelompok  wanita cenderung lebih bisa berbagi pengalaman dan perasaan.
Hal positif yang didapat untuk kemampuan seseorang dalam menjalin pertemanan  yaitu biasanya dengan teman dekat kita bisa berbicara terbuka dan jujur. Hal ini memberikan kemampuan kita untuk peka pada kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan keinginan orang lain. Persahabatan memungkinkan kita untuk saling berbagi dalam banyak hal, termasuk persoalan yang bersifat pribadi dan dapat menjalin tali silahturahmi. Kepekaan kita karena persahabatan akan dapat meningkatkan rasa empati atau dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
            Saat proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang berkelompok-kelompok dikarenakan dua bentuk perilaku yang muncul dari pengaruh teman-tenanya, yang pertama kelompok siswa yang selalu berprestasi dan yang kedua yakni kelompok siswa yang suka melanggar aturan sekolah. Dari  dua bentuk hal inilah awal permasalahan timbul pada pertemanan yang dijalan oleh anak-anak. Permasalahannya mungkin sering timbul pada saat jam pelajaran berlangsung dan hampir tidak banyak guru-guru yang memperhatikannya apabila hal ini terus-menerus dibiarkan akan terjadi pengelompokkan-penggelompokkan didalam ruang kelas. Dimana hal tersebut akan membuat suasana belajar  menjadi tidak tenang dan tidak nyaman mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing dan kelompoknya masing-masing, sehingga ruang kelas menjadi tidak kondusif. Bagi kelompok yang pintar mereka cepat mengerjakannya sedangkan kelompok yang kurang pintar terdiam karena kurang mengerti/paham oleh tugas yang diberikan dan mereka tidak bisa dikerjakan hasil yang didapatpun tidak memuaskan. Kelompok yang tidak mampu menegerjakan tugaspun menjadi terasingkan atau bahkan dikucilkan oleh teman-teman lainnya.
Anak-anak yang berkelompok-kelompok cenderung menutup diri bagi orang-orang yang bukan merupakan anggota kelompoknya, anak-anak yang membatasi lingkungan bermainnya dalam suatu kelompok tertentu, maka hubungan sosialisasinya dengan masyarakat umum akan terhambat, timbulnya pertentangan dan masalah-masalah antara kelompok, di sebabkan karena adanya berbagai perbedaan pendapat antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya, anak yang terlalu mengedepankan kepentingan kelompok temannya, biasanya hubungan mereka dengan keluarga  menjadi renggang,  karena terlalu nyaman dengan lingkungan teman sepermainannya anak jadi jarang bersosialisasi dengan orang tua, sehingga timbullah berbagai kenakalan remaja akibat kurang kontrol dari orang tua. Inilah dampak negative pada pengelompokkan-pengelompokkan tersebut.
Dalam membantu untuk mengurangi pengelompokkan-pengelompokkan yang terjadi saat jam pelajaran berlangsung guru pembimbing berfungsi untuk memberikan layanan informasi kepada siswa. Sehingga saat jam pelajaran berlangsung ruang kelaspun menjadi lebih kondusif, siswa-siswi mampu menerima pelajaran dengan baik. Menurut Winkel dalam Tohirin (2007 : 147) layanan informasi merupakan layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Apabila siswa-siswi tidak memahami dengan jelas layanan informasi yang diberikan oleh guru pembimbing maka akan memunculkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau diruang kelas. Dengan kata lain layanan informasi yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling kepada siswa sebagai acuan untuk siswa bersikap dan berprilaku baik dan aktif pada saat jam pelajaran berlangsung.
            Kalau ini sudah terjadi di sekolah usaha guru pembimbing bisa melakukan salah satu upaya seperti memberikan layanan. Salah satu layanan yang dapat diberikan adalah layanan informasi khususnya dalam bidang sosial. Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambil keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Klien tidak hanya peserta didik tetapi bisa juga orangtua atau wali.  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Layanan Informasi dalam Bidang Sosial untuk Mengkondusifkan Kegiatan Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangeran Antasari Tahun Pembelajaran 2013/2014”.


B.     Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah-masalah yang dapat diidenfikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan siswa dengan guru.
2.      Hubungan siswa dengan teman sekelas.
3.      Cara siswa bersosialisasi dengan lingkungan sekolah.
4.      Adanya pegelompokkan-pengelompokkan di ruang kelas.
5.      Dampak  positif dan negatif dalam menjalin pertemanan.
6.      Kurangnya peran guru BK dalam memberikan layanan informasi kepada siswa sehingga siswa mengalami pengelompokkan-pengelompokkan yang bersifat negatif.
7.      Cara guru pembimbing mengetahui adanya siswa yang bermasalah dalam hubungan sosialnya.

C.    Batasan Masalah
Mengingat banyaknya pesoalan yang mengitari kajian ini seperti yang dikemukakan dalam identifikasi di atas, maka penulis memfokuskan penelitian ini pada efektifitas layanan informasi dalam bidang sosial untuk meningkatkan kemampuan menjalin pertemanan  siswa kelas VII SMP Pangeran Antasari Tahun Pembelajaran 2013/2014.

D.    Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan agar mengarah pada hasil yang lebih baik. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 
1.      Apakah layanan informasi dapat mengefektifitaskan dalam mengkondusifkan kegiatan belajar siswa dikelas VII SMP Pangeran Antasari ?
2.      Bagaimana mengefektifitaskan layanan informasi dalam bidang sosial untuk mengkondusifkan kegiatan belajar siswa dikelas VII Pangeran Antasari?


E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar dapat :
1.      Untuk mengetahui hubungan pertemanan yang baik antara kelompok sebaya.
2.      Mengetahui bagaimana hubungan teori sosial dalam mengkaji teman sebaya.
3.      Untuk mengetahui bagaimana dampak negative dan positif hubungan antara teman.
4.      Untuk mengetahui solusi dampak negative dari hubungan sosialisasi dengan teman sebaya.
5.      Untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalin pertemana antar siswa.
6.      Untuk mengetahui perilaku siswa dan untuk mengetahui pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap kemampuan siswa dalam menjalin pertemanan.
7.      Agar tidak adanya lagi pengelompokkan-pengelompokkan yang membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif.

F.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada umumnya digunakan untuk bahan rujukan penelitian selanjutnya dan hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: :
a.       Sebagai bahan informasi bagi instansi terkait dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
b.      Sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar mereka dapat memberikan informasi kepada siswa untuk lebih termotivasi belajar dan dapat meminimalisir pengaruh negatif yang muncul dan mempertahankan pengaruh positif.
c.       Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
d.      Sebagai bahan pertimbangan guru Bimbingan Konseling agar dapat lebih memperhatikan pola tingkah laku siswa-siswi saat jam pelajaran berlangsung.
Mampu mengatasi permasalahan pribadi dan teman serta mampu membangkitkan semangat, partisipasi, dan peran siswa dalam menjalin pertemanan dilingkungan sekolah.

No comments:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.            Latar Belakang Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang kemudian dican...