BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang
kemudian dicangkokkan ke dalam tubuh orang lain yang mengalami gangguan fungsi
ginjal yang berat dan permanen. Saat ini, transplantasi ginjal merupakan terapi
pilihan pada gagal ginjal kronik stadium akhir yang mampu memberikan kualitas
hidup menjadi normal kembali.
Transplantasi ginjal telah banyak dilaksanakan di seluruh dunia, sejumlah
lebih dari 20.000 orang tiap tahun. Di Singapura telah dilakukan lebih dari 842
transplantasi ginjal dengan total donor cadaver 588 dan 282 donor hidup. Di
Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang baru mampu mengerjakan sekitar 300
lebih transplantasi. Hal ini disebabkan karena Indonesia masih menerapkan
sistem donor hidup.4 Di Bali, selama enambelas tahun terakhir 46 pasien (35
orang laki-laki dan 11 orang perempuan) penyakit ginjal stadium akhir menjalani
transplantasi ginjal, sebagian besar diantaranya dikerjakan di luar negeri
dengan menggunakan donor cadaver.
Pada dasarnya tujuan utama transplantasi ginjal adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup dan harapan hidup bagi penderita gagal ginjal. Kelangsungan
hidup pasien-pasien transplantasi ginjal ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah skrining penderita, persiapan pratransplantasi, pendekatan
bedah yang diambil pada waktu transplantasi dan penatalaksanaan penderita paska
transplantasi termasuk penggunaan obat-obat imunosupresif.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang kami
angkat dalam makalah ini adalah bagaimana Asuhan
keperawatan pada pasien transplantasi ginjal.
1.3.
Tujuan
Penulisan
Mahasiswa
mampu memahami dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
transplantasi ginjal.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Defenisi
Transplantasi
adalah memindahkan alat atau jaringan tubuh dari satu orang ke orang lain
(Baratawidjaja, 2006).
Transplantasi
ginjal adalah pembedahan ginjal manusia yang ditransfer dari satu individu ke
individu lain (Lucman and Sorensen).
Transplantasi
ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari sumber yang hidup atau
ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal tahap akhir,untuk mengganti
hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen and Bawdain).
![]() |
2.2.
Anatomi
Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi
menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
2.2.1 Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang
perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak
di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Gambar 2.1 Potongan Membujur Ginjal
2.2.2 Struktur Detail
Pada orang
dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm
dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut
hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
2.2.3 Bagian Ginjal
Bagian
paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida
yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
longgar yang
disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam
satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan
zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa
cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran
lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
2.3.
Etiologi
Penyakit gagal
ginjal terminal (stadium terakhir)
2.4.
Beberapa terminologi dalam transplantasi,
yaitu
a. Autograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu
yang sama.
b. Isograft
adlah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari saudara
kembar.
c. Allograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu
dain dalam spesies yang sama.
d. Xenograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari spesies
yang berbeda. Misalnya ginjal baboon yang ditransplantasikan kepada manusia.
2.5.
Komplikasi
a. Penolakan
pencangkokan
Yaitu
sebuah serangan dari sistem kekebalan terhadap organ donor asing yang dikenal
oleh tubuh sebagai jaringan asing. Reaksi tersebut dirangsang oleh antigen dari
kesesuaian organ asing. Ada tiga jenis utama penolakan secara klinik, yaitu
hiperakut, akut, dan kronis.
b. Infeksi
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang paling serius memberikan ancaman kehidupan pada periode pencangkokan jaman dulu. Infeksi sistem urine, pneumonia, dan sepsis adalah yang sering dijumpai.
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang paling serius memberikan ancaman kehidupan pada periode pencangkokan jaman dulu. Infeksi sistem urine, pneumonia, dan sepsis adalah yang sering dijumpai.
c. Komplikasi
sistem urinaria
Salah
satunya adalah terputusnya ginjal secara spontan. Komplikasi yang lain adalah
bocornya urine dari ureteral bladder anastomosis yang menyebabkan terjadinya
urinoma yang dapat memberi tekanan pada ginjal dan ureter yang mengurangi
fungsi ginjal.
d. Komplikasi
kardiovaskular
Komplikasinya
bisa berupa komplikasi lokal atau sistem. Hipertensi dapat terjadi pada 50%-60%
penderita dewasa yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
stenosis arteri ginjal, nekrosis tubular akut, penolakan pencangkokkan jenis
kronik dan akut, hidronefrosis.
e. Komplikasi
pernafasan
Pneumonia
yang disebabkan oleh jamur dan bakteri adalah komplikasi pernafasan yang sering
terjadi.
f. Komplikasi
gastrointestinal
Hepatitis
B dan serosis terjadi dan mungkin dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan
hepatotoksik.
g. Komplikasi
kulit
Karsinoma
kulit adalah yang paling umum. Penyembuhan luka dapat menjadi lama karena
status nutrisi yang kurang, albu,in serum yang sedikit dan terapi steroid.
h. Komplikasi-komplikasi
yang lain
Sistem
lain juga diakibatkan oleh komplikasi sesudah pencangkokan diabetes militus
yang disebabkan oleh steroid, mungkin bisa berkembang. Akibat terhadap
muskuluskeletal yang termasuk adalah osteoporosis dan miopaty. Nekrosis tulang
aseptik adalah utamanya disebabkan oleh terapi kortikosteroid. Masalah
reproduksi yang digambarkan dalam frekuensi CRF muncul setelah transplantasi.
2.6. Syarat-Syarat Transplantasi Ginjal
a. Recipient:
·
Usia 13-60 tahun
·
Tidak mengidap
penyakit berat, keganasan, TBC, hepatitis, Jantung
·
Harus dapat
menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang lama dan harus patuh minum obat
·
Sudah mendapat
HD yang teratur sebelumnya
·
Mau melakukan
pemeriksaan pasca transplantasi ginjal.
b.
Donor :
·
Usia 18-50 tahun
·
Mempunyai
motivasi yang tinggi tanpa paksaan
·
Kedua ginjal normal, tidak
terinfeksi
·
Tidak mengidap
penyakit berat yang dapat memperburuk fungsi ginjal dan komplikasi setelah
operasi
·
Hasil
laboratorium semuanya dalam batas normal.
2.7 Persiapan Transplantasi Ginjal
a.
Persiapan resipient dan
keluarga
Perawat mempunyai peran penting
sebagai advokat untuk memastikan bahwa semua upaya dibuat untuk menentukan dan
bertindak atas keinginan pasien berkenan dengan pendonoran dan perawat juga
berperan vital dalam mendukung keluarga secara psikologis, terutama saat mereka
mencoba menerima donor dari mayat, serta sebagai koordinator transplan yaitu
memastikan bahwa keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
memberikan surat persetujuan.
b. Persiapan
donor dan keluarga
Pada prinsipnya sama dengan
persiapan operasi pada umumnya hanya spesifikasinya 2jam sebelum operasi
resipient dan donor dikompres dengan cairan bethadin pada daerah yang akan
dioperasi dan setelah operasi resipient masuk kedalam ruangan khusus dan
steril.
c. Persiapan
ruangan dan peralatan
Ruangan yang akan dipakai setelah
operasi 2 hari sebelumnya harus dibersihkan,semua peralatan dan obat-obatan
dimasukkan ke ruangan tersebut dengan disinari ultraviolet selama 24jam.
Resipient transplantasi biasanya dirawat dalam area lengkap yang dirancang
secara khusus baik untuk fase penyembuhan maupun fase pemulihan, hal ini untuk
menghindari pemindahan pasien, menurunkan resiko terhadap infeksi bagi pasien
yang mengalami imunosupresan.
d. Persiapan
pasien sebelum operasi
Persiapan ini termasuk pengkajian
yang berhubungan dengan riwayat penyakit yang lalu (mis: HT,DM,kanker), tingkat
kecemasan pasien, pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur
transplan,efek samping dari pembedahan juga termasuk pemeriksaan laboratorium,
ECG, pemeriksaan radiologi (mis: foto thorak,USG ginjal,CT scan ginjal,
IVP),pemeriksaan fisik (mis: BB, TTV, pola eliminasi urine, adakah tanda-tanda
infeksi, gangguan pernafasan, tanda-tanda kelebihan/kekurangan cairan
elektrolit) dan dialisis dalam 24 jam pembedahan. Dialisis ini dilakukan untuk
menggembalikan kimia darah ke kadar mendekati normal, memperbaiki perubahan
agregasi trombosis yang ditimbulkan oleh uremia dan mengeluarkan kelebihan
cairan.
Bila donor hidup, persiapan dapat
dilakukan sehari sebelum transplantasi, tetapi bila donor mayat/cadaver semua
persiapan harus selesai dalam beberapa jam.
e. Persiapan
pasien setelah transplantasi ginjal
·
Setelah operasi pasien
langsung ditempatkan diruangan khusus yang telah disediakan peralatan dan
obat-obatan
·
Memonitor tanda-tanda
vital, tingkat kesadaran pasien dan derajat nyeri
·
Menghitung jumlah line
intravena yang terpasang, catat tempat insisi, jenis cairan dan kecepatan
tetesan
·
Monitor balutan abdomen
dan catat apakah ada drain
·
Catat dan amati letak
kateter urether serta drainase urine dari tiap kateter
·
Temukan akses vaskuler
dan tentukan patensinya dengan meletakkan jari atau stetoskop tepat diatas
tempat akses dan raba atau dengarkan karakteristik bunyi denyutan disebut
desiran (bruit)
·
Bila terpasang NGT
sambungkan selang tersebut ke sistim drainase yang sesuai
·
Ukur lingkar abdomen
pada insisura iliaka, ini merupakan informasi dasar yang digunakan nanti untuk
pengkajian ada tidaknya komplikasi (mis: kebocoran uretra, limfosel atau
perdarahan)
2.8. Faktor-faktor yang berperan dalam
keberhasilan transplantasi ginjal
a. Donor
ginjal
Kekurangan ginjal donor merupakan
masalah yang umum dihadapai di seluruh dunia. Kebanyakan negara maju telah
menggunakan donor jenasah (cadaveric donor). Sedangkan negara-negara di Asia
masih banyak mempergunakan donor hidup (living donor). Donor hidup dapat
berasal dari individu yang mempunyai hubungan keluarga (living related donor)
atau tidak ada hubungan keluarga (living non related donor). Kemungkinan
mempergunakan donor hidup bukan keluarga berkembang menjadi suatu masalah yang
peka, yaitu komersialisasi organ tubuh.
b. Resipien
Ginjal
Pasien gagal ginjal terminal yang
potensial menjalani transplantasi ginjal harus dinilai oleh tim transplantasi.
Setelah itu dilakukan evaluasi dan persiapan untuk transplantasi. Frekuensi
dialisis menjadi lebih sering menjelang opersi untuk mencapai keadaan seoptimal
mungkin pada saat menjalani operasi.
Dilakukan pemeriksaan jasmani yang
teliti untuk menetapkan adanya hipertensi, penyakit pembuluh darah perifer dan
penyakit jantung koroner, ulkus peptikum dan keadaan saluran kemih. Disamping
itu pemeriksaan laboratorium lengkap termasuk pertanda infeksi virus
(hepatitis, CMV, HIV) foto dada, USG, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan gigi
geligi dan THT.
c. Imunologi
transplantasi
Ginjal donor harus mempunyai
kecocokan secara imunologi dengan ginjal resepien agar transplantasi berhasil
baik. Golongan darah (ABO) yang sama merupakan syarat yang utama. Kesesuaian
imunologis pada transplantasi ginjal dinilai dengan memeriksa pola HLA.
Bila ginajal yang dicontohkan tidak
cocok secara imunologis akan timbul reaksi rejeksi. Reaksi ini sebenarnya
merupakan usaha tubuh resepien untuk menolak benda asing yang masuk ketubuhnya.
Ada tiga jenis reaksi rejeksi yang dikenal pada transplantasi ginjal Reaksi
hiperakut, Rejeksi akut, Rejeksi kronik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL
3.1. Pengkajian
1) Anamnese
a)
Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal MRS,
Tanggal Pengkajian, Diagnosa medis
b)
Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin,
hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
c)
Keluhan Utama
Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi,
biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, bengkak/edema pada
ekstremitas, perut kembung, sesak, urine output sedikit sampai tidak dapat BAK,
gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau ( ureum ), dan gatal pada
kulit.
d)
Riwayat Penyakit Dahulu
Infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan
obat-obat nefrotoksik, Benign prostatic hyperplasia, dan prostektomi. Kaji
adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi system prkemihan yang
berulang, penyakit diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai riwayat
pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat
kemudian dokumentasikan.
e)
Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji onet penurunan urine output, penurunan kesadaran,
perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas
berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji pula sudah kemana saja klien
meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatn apa.
f) Riwayat
Kesehatan Keluarga
Mengkaji
ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Bagaimana
pola hidup yang biasa di terapkan dalam keluarga, ada atau tidaknya riwayat
infeksi system perkemihan yang berulang dan riwayat alergi, penyakit hereditas
dan penyakit menular pada keluarga.
g) Riwayat
Psikososial
Adanya
perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialysis akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan
konsep diri ( gambaran diri ) dan gangguan peran pada keluarga.
h) Lingkungan
dan tempat tinggal
Mengkaji
lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal,
area lingkungan rumah, dll.
2) Pemeriksaan
Fisik
a) Keadaan
umum dan TTV
b) Sistem
Pernafasan
c) Sistem
Hematologi
d) Sistem
Neuromuskular
e) Sistem
Kardiovaskuler
f) Sistem
Endokrin
g) Sistem
Perkemihan
h) Sistem
pencernaan
i)
Sistem Muskuloskeletal
3.2.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Pre Operasi
1.
Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan dari
transplantasi ginjal.
b.
Post Operasi
1. Nyeri
(akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau adanya
distensi abdomen/kandung kemih.
2. Perubahan
pola eliminasi urin berhubungan dengan drainase urin ;
3. resiko
tinggi infeksi berhubungan denagn drainase urin Resiko terhadap infeksi yang
berhubungan dengan imunosupresi
3.3.
Intervensi
Keperawatan
Pre
Operasi
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Dx
1
|
Tujuan:
menurunkan anxietas dan cemas praoperatif
Kriteria
hasil :
-
Rasa cemas berkurang
-
Pasien dapat menyebutkan proses transplantasi ginjal
-
Wajah rileks.
|
a.
Kaji tingkat ketakutan dan kecemasan
pasien sebelum dilakukan pembedahan
b.
Dorong pasien untuk mengutarakan
dengan kata-kata reaksi , perasaan dan ketakutannya.
c.
Dorong pasien untuk membagi perasaanya
denagn pasangannya.
|
a.
Memberi data dasar untuk pengkajian
praoperatif
b.
verbalisasi respon sering diperlukan
untuk mengkaji pemahan pasien terhadap hal-hal tersebut dan pemecahannya.
c.
memudahkan pasien dan pasanagnya untuk
menerima dukungan bersama dan mengurangi perasaan terisolasi satu sama lain.
|
Post
Operasi
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Dx
1
|
Tujuan : pengurangan rasa nyeri
dan gangguan rasa nyaman
Kriteria Hasil :
-
Pasien dapat toleransi terhadap rasa nyeri
- Ungkapan rasa nyeri
berkurang/hilang
- Ekpresi wajah
tenang.
|
a.
kaji tingkat nyeri pasien
b.
Ajarkan tehnik relaksasi (latih nafas
dalam)
c.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik, oksigen dan pemeriksaan penunjang
|
a.
memberikan data dasar untuk
mengevaluasi keberhasilan strategi dalam meredakan rasa nyeri
b.
Mengurangi Rasa Nyeri
c.
Menghilangkan
dan mengurangi nyeri melalui obat.
|
2.
|
Dx
2
|
Tujuan : mempertahankan eliminasi urin ; saluran kemih yang bebas dari
infeksi.
Kriteria Hasil : Pasien akan mempertahankan keluaran urine yang adekuat.
|
a.
kaji keadekuatan keluaran urin dan potensi
system drainase
b.
observasi warna , volume, bau dan
konstituen urin
c.
pertahankan asupan cairan yang adekuat
|
a.
memberikan data dasar
b.
memberikan informasi mengenai
kecukupan keluaran urin, kondisi dan patensi system drainase, serta debris
dalam urin
c.
meningkatkan keluaran urin yang
adekuat dan mencegah stasis urinarius.
|
3.
|
Dx
3
|
Tujuan:
Resiko infeksi dapat dicegah
Kriteria Hasil :
-
Pasien akan mengalami penyembuhan jaringan normal
-
Pasien tidak demam, insisi kering, urine jernih/kuning tanpa sediment,
paru-paru bersih.
|
a.
Lakukan cuci tangan dengan bersih
sebelum, selama, dan setelah merawat pasien.
b.
Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
c.
Pertahankan lingkungan yang bersih.
d.
Berikan nutrisi yang adekuat.
|
a.
Mencegah terjadinya kontaminasi
melalui tangan
b.
Mengetahui adanya perubahan suhu
c.
Menjaga kenyamanan pasien
d.
Meningkatkan nutrisi, mengembalikan
nutrisi tubuh
|
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara
"memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses
pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari
individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor
kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal
yang sudah rusak.
Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam
tubuh seseorang melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama
yang fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan
sampah metabolisme dari dalam tubuh. Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak
banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika
ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.
4.2.
Saran
Karena ginjal ‘baru’ ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh
pasien sendiri, maka ada kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak ‘benda
asing’ tersebut. Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu
mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani
transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan
sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh
terhadap ginjal cangkokan.
Kita harus senantiasa merawat ginjal kita dengan cara minum yang banyak
tiap harinya antara 8-10 gelas/ hari agar ginjal kita tidak cepat rusak dan
aktivitas kerja dalam ginjal tetap terjaga sehingga tidak perlu mengadakan
pencangkokan atau membawa dari ginjal orang lain.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna maka dari itu penulis minta kritik dan saran yang
membangun untuk kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan untuk pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja,
Karnen G. 2006. Imunologi Dasar Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Balai Penerbit:FKUI.
Born B Colin. 2002. Manual Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
Green H.J. Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia.
Binarupa Aksara Publisher : Tangerang
Price Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6. EGC : Jakarta
Diunduh
dari http://healthyenthusiast.com/transplantasi-dan-cangkok-ginjal.html pada tanggal 19 Januari 2013 pukul 12.00 wib