Monday, December 8, 2014

PERANAN BIMBINGAN KONSELING TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG
Masa remaja awal atau masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Umumnya usia remaja awal berkisar antara 12-14 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Menurut Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan,1974:478) mengatakan bahwa amasa remaja ini sebagai masa  “storm and stress”. Ia mengatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang kita hadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya(identitas)- kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan agar ia dapat mengaktualisasi diri secara baik.

2.  RUMUSAN MASALAH
1.  Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial remaja ?
2.  Apa saja faktor yang menyebabkan remaja cenderung menjauhi orang tuanya?
3.  Bagaimana ciri perkembangan sosial pada masa - masa puber ?

3.  TUJUAN
Untuk mengetahui makna perkembangan sosial remaja dan karakteristik perkembangan remaja serta faktor-faktor yang menyebabkan remaja cenderung menjauhi orang tua.

 
BAB II
PEMBAHASAN

1.    PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA
Perkembangan sosial yaitu perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosial,memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosial nya.
Perkembangan sosial pada masa remaja(pubertas) merupakan masa yang unik, masa pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan fisikis anak. Pada masa ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis nya dan mengadakan kencan-kencan(dating), dan pada masa inilah mulai terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua. Anak lebih mementingkan teman dari pada keluarga dan mulai timbul banyak pertentangan dengan orang tua.

a)    Kelompok teman sebaya
Perkembangan masa puber berhubungan dengan pemasakan sexsual yang mengakibatkan perubahan dalam perkembangan sosial, sifat yang khas dalam kelompok anak sebelum pubertas adalah bahwa tadi terdiri dari pada jenis kelamin yang sama sedangkan pada masa puber anak sudah mulai berani melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya. Selain itu seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, teman teman atau tetangga adalah anggota kelompok remaja. Misalnya kelompok teman sebaya pada massa remaja cenderung  memiliki suatu campuran individu – individu dari berbagai kelompok.
Intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Namun hal ini berbahaya bagi pembentukan bagi identitas dirinya. Karena pada masa ini ia lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola pribadi.
b)   Melepas dari orang tua
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju kearah teman-teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap intern anak muda. Sesudah mulainya pubertas timbul suatu disprepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah dengan ikatan sosial pada milienium orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan – pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya :
1.    Perbedaan standar prilaku
Remaja awal sering menganggap bahwa standar prilaku orang tuanya kuno sedangkan dirinya dianggap modern.
2.    Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak memungkinkan mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya.
3.    Prilaku yang kurang matang
Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja mengabaikan tugas tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya.
4.    Masalah palang pintu
Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melanggar peraturan.
5.    Metode disiplin
Jika metodedisiplin yang diterapkan  orang tua dianggap tidak adil atau kekanak-kanakan maka remaja akan memberontak.

 

2.             CIRI-CIRI PERKEMBANGAN SOSIAL PADA MASA PUBER
Umumnya usia remaja awal berkisar antara 12 sampai dengan 14 tahun. Ciri-ciri yang penting pada masa puber adalah sebagai berikut:
a.    Masa remaja awal merupakan masa tumpang tindih.
Karena mencakup tahun akhir masa  kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sehingga prilaku yang ditampilkan sukar untuk dibedakan.
b.    Masa remaja awal merupakan priode singkat
Dibandingkan dengan banyak nya perubahan yang terjadi didalam perkembangan manusia, maka masa puber merupakan priode yang paling singkat, sekitar 2-4 tahun.
c.    Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat
Perubahan-perubahan yang sangat pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak dan dalam beberapa hal memungkin kan timbulnya prilaku negatif.
d.   Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang sebelumnya sudah berkembang.
e.    Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat sexsual
Dengan tumbuh dan berkembang nya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang.

 Contoh Kasus
A.   Kasus Hambatan Kemandirian (Dependensi Terhadap Orangtua)
Seorang remaja laki-laki yang berusia 19 tahun berinisial MT, statusnya sebagai anak tunggal, dan sudah kuliah semester dua di salahsatu perguruan tinggi Negeri di Manado. MT terkadang kalau tidur minta ditemani ibunya dan makan pun disuapi ibunya. Kampus MT berlainan kota dengan rumahnya, sehingga MT harus kost dan sering pulang minimal dua kali dalam seminggu atau sebaliknya orangtua MT yang datang menjenguknya dengan alasan rindu pada orangtuanya. MT tergolong anak yang pemalu, ia hanya akrab dengan teman laki-laki yang sudah mengerti keadaanya saja, sedangkan dengan teman wanita ia selalu merasa canggung bila diajak bicara. MT merasa sangat tergantung pada kedua orangtuanya. Menurutnya hanya orangtuanya yang dapat mengerti apa yang diinginkan oleh MT, jika menginginkan sesuatu tinggal meminta pasti akan selalu dipenuhi.
Menurut hasil wawancara dengan orangtuanya, MT selama berada dalam kandungan dalam kondisi yang sehat, lahir dengan normal pada usia kandungan sembilan bulan enam hari. Pertumbuhan dan perkembangan MT cukup baik, meskipun MT tergolong anak yang mudah terserang penyakit, misalnya kehujanan atau kelelahan ia langsung sakit (badanya demam, batuk atau flu biasa) namun tidak pernah mengalami sakit yang serius. MT merupakan anak tunggal, karena itu kedua orangtuanya sangat menyayangi dan memanjakannya dengan memberikan perhatian, perlindungan dan memenuhi setiap kebutuhan MT.
Kebetulan orangtua MT tergolong ekonomi kelas atas, ayahnya bekerja di Departemen Keuangan. Orangtua MT merasa kalau anaknya itu memiliki perasaan lembut, peka, sensitif dan tidak dapat dikasari sama sekali, sehingga kedua orangtuanya tidak tega bila MT melakukan hal-hal berat. Sewaktu masih duduk di bangku SD, SMP dan SMA selalu diantar jemput oleh ibunya. Prestasi MT juga sangat baik dari SD sampai SMU ia selalu masuk rangking lima besar. Prestasi ini ditunjang oleh usaha orangtua MT memberikan les privat dengan mendatangkan guru khusus ke rumah.
Berdasarkan hasil wawancara baik dari MT maupun dari orangtuanya dapat disimpulkan bahwa MT mengalami hambatan dalam memenuhi tugas perkembangan yaitu diusia yang hampir memasuki tahap remaja akhir, seharusnya MT sudah cukup mandiri dalam melakukan segala kegiatan tetapi masih memiliki sifat tergantung (dependensi) terhadap orangtua khususnya ibu.
B.   Analisis Kasus menurut teori perkembangan erik erikson
Erikson mengembangkan tahap perkembangan menjadi 8 tahapan. Yaitu masa bayi, kanak-kanak, bermain, sekolah, remaja, dewasa muda, dewasa, usia senja. Yang dapat saya analisis sepertinya ada hambatan diperkembangan masa remaja yang mempengaruhi individu dalam hal kemandirian yaitu ketergantungan terhadap orangtua khususnya dependensi terhadap ibu adalah banyak faktor. Diantaranya adalah ketidakberhasilan individu dalam memenuhi salah satu tugas perkembangan pada fase sebelumnya (masa remaja ) yaitu mencapai kebebasan emosional dari orangtuanya dalam hal ini ibunya, ternyata individu ini tidak berhasil memenuhi tugas perkembangan tersebut dan justru melanjutkan kehidupan yang aman di bawah perlindungan ibunya, sehingga tidak dapat bebas dari sifat kekanak-kanakan dan tetap terikat serta tergantung pada ibunya.
Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor yang tidak kala penting yaitu pola asuh orangtua yang terlalu melindungi anaknya, sehingga memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, selalu memenuhi semua kebutuhannya tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk belajar mandiri. Faktor yang lain adalah kurangnya pengertian tentang tugas-tugas perkembangan dari orangtua, sehingga tidak bisa membantu anak untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan pada tiap fasenya. Individu yang cenderung mengalami hambatan dependensi terhadap orangtua biasanya sering mengalami hambatan dalam penyusaian diri dengan lingkungan sosialnya, sehingga mereka cenderung menarik diri dan tidak mau mengerti orang lain, namun selalu ingin mendapat pertolongan atau tergantung pada orang lain.
Beberapa masalah dalam pembentukan dan perkembangan penyusaian diri seseorang merupakan hal yang terbawa dari dalam keluarga. Pergaulan di dalam keluarga akan menjadi dasar untuk pergaulan antara manusia berdasarkan empat ciri utama tersebut di atas, maka ada sepuluh tugas perkembangan dengan masyrakat sosial yang lebih luas. Orangtua yang bertanggung jawab akan membantu anak remajanya agar mereka berkembang dan berhasil mencapai atau memenuhi tugas perkembngannya, dalam arti pada waktunya siap memasuki kebebasan. Individu yang berkembang dengan baik ini akan mempunyai kemampuan penyusaian diri dengan orang lain, teman sebaya, otoritas, dengan kehidupan seksual, bertanggung jawab siap mencari dan menerima serta melakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Seharusnya dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari milieu orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson menambahkan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego. Sudah barang tentu pembentukan identitas, yaitu perkembangan ke arah individualitas yang mantap, merupakan aspek penting dalam perkembangan agar dapat berdiri sendiri. Bahwa remaja tidak tenggelam dalam peran yang akan dimainkan untuk mencapai
kedewasaan dengan tetap menghayati dirinya sendiri dan mencari pengalaman untuk melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya.
Demikian halnya dengan kasus MT, banyak faktor yang mempengaruhi MT mengalami hambatan perkembangan dalam hal kemandirian. Diantara faktor tersebut adalah MT tidak mencapai kebebasan emosional dari orangtuanya pada akhir anak-anak, sehingga kehidupan yang aman di bawah perlindungan kedua orangtuanya dilanjutkan sampai pada masa remaja. Selain itu pola asuh orangtua yang terlalu melindungi anak (permissive) dengan memperlakukan MT seperti anak kecil, selalu memenuhi semua kebutuhannya tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk mandiri. Disamping itu, kurangnya pengertian tentang tugas-tugas perkembangan dari orangtua sehingga tidak dapat membantu MT dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Perkembangan sosial adalah perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosial, memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial dan memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya.
Perkembangan sosial pada masa remaja (pubertas) merupakan masa yang unik, masa pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. Pada masa ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan jenisnya dan mengadakan kencan. Anak lebih mementingkan teman daripada keluarga dan mulai timbul banyak pertentangan dengan orang tua. Mereka umumnya belum bekerja dan masih belum mampu menafkahi dirinya sendiri.

B.  SARAN
Sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan anak sampai ia mampu untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya (dewasa).Tetapi tidak dengan bersikap oteriter terhadap anak,supaya anak lebih nyaman dan tidak takut untuk menceritakan konflik-konflik yang terjadi selama masa perkembangannya.

No comments:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.            Latar Belakang Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang kemudian dican...